Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 13 Juli 2012

Hubungan Iran-Amerika Selatan Jadi Isu Seksi Obama-Romney

REPUBLIKA.CO.ID, Hubungan persahabatan erat antara Iran dengan negara-negara Amerika Selatan, Venezuela khususnya, menjadi titik penting dalam kampanye presiden AS. Dua pesaing terkemuka, Barack Obama dan Mitt ROmney tersebut saling tuduh dan mempersoalkan mengenai kebijakan negara-negara Amerika Selatan tersebut yang bersekutu dengan Republik Islam Iran.


Persaingan tersebut dimulai ketika calon Partai Republik Mitt Romney dan partainya menyerang pernyataan Presiden AS Barack Obama dalam wawancara Selasa, (10/7). Ia menyatakan bahwa hubungan Venezuela dengan Iran bukan "ancaman serius" untuk keamanan nasional Amerika.

"Ini adalah pernyataan yang menakjubkan dan mengejutkan dari seorang presiden," kata Romney kepada  surat kabar The Hill, Rabu (11,7)
Pernyataan itu disampaikan dia juga sekaligus untuk mengingatkan bahwa Chavez dam Castro yang bersaudara dengan Kuba, tengah berusaha memimpin sebuah gerakan "anti-Amerika, dan revolusi Bolivarian di Amerika Latin."

Senator Marco Rubio, pesaing presiden dari Partai Republik juga mengecam Obama dan menggagapnya "naif."

Sebagai tanggapan, Obama juga mengecam saingannya dari partai Republik tersebut yang "bermain tangan" dengan Presiden Chavez atas kritiknya terhadap pendekatan presiden AS untuk pemimpin Amerika Latin, yang sangat kritis terhadap kebijakan AS di wilayahnya.

Juru bicara kampanye Obama mengatakan bingung bagaimana bisa Romney dan Partai Republik takut dengan seorang pemimpin seperti Chavez.

"Gubernur Romney hanya bermain tangan dengan Chavez dengan bertindak seperti dia berjarak 10 meter," kata juru bicara kampanye Obama, Ben LaBolt.
"Ini sangat mengganggu, Mitt Romney mencoba mencetak poin politik murahan dengan jargon yang keliru membaca catatan presiden, sementara dia gagal menguraikan strategi kebijakan asing yang koheren," tuturnyya lagi.

Menurut surat kabar The Hill, anggota konggres Partai Republik menyatakan keprihatinannya terkait hubungan Iran dengan Amerika Selatan. Dewan Komite Urusan Luar Negeri dalam sidang pada Februari lalu mempertanyakan apakah kunjungan resmi Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad ke Venezuela, Kuba, Nikaragua dan Ekuador tersebut didorong oleh keinginan untuk "menyerang" AS atau melemahkan pengaruhnya di wilayah ini?

Sementara komite DPR secara luas diketahui sangat dipengaruhi oleh lobi Israel di Amerika Serikat dan seringkali mencoba meningkatkan laporan salah terkait "ancaman Iran" sebagai upaya untuk memicu tindakan yang merugikan Republik Islam Iran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar