Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Minggu, 03 Juni 2012

Aniaya Pakai Pistol Bupati Mamuju Dipolisikan


TRIBUNNEWS.COM,MAMUJU--Bupati Mamuju Suhardi Duka terpaksa harus berurusan dengan aparat Kepolisian Resort (Polres) Mamuju lantaran dilaporkan melakukan tindak penganiayaan terhadap Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Majene Fendra 30 Mei lalu di Rumah Jabatan Bupati Mamuju.

Akibat penganiayaan yang diduga dilakukan mantan Ketua Harian Golkar Sulbar ini dengan menggunakan gagang pistolnya, Fendra terpaksa harus mengalami luka lebam serta lecet pada bagian kepalanya.
Hal itu berdasarkan hasil visum yang dilakukan korban di rumah sakit di Mamuju sesaat setelah peristiwa penganiayaan terjadi.
Atas tindakan yang tak terpuji yang diduga dilakukan orang nomor satu di Kabupaten Mamuju itu, sejumlah petinggi Partai Demokrat Sulbar bahkan DPP Demokrat mengecam tindakan pemukulan yang dilakukan Bupati Mamuju.
Sekretaris Demokrat Sulbar AM Natsir Nawawi yang dikonfirmasi, Sabtu (2/6) secara tegas mengeluarkan pernyataan secara resmi mengecam tindakan kriminal yang dilakukan bekas kader Partai Golkas Sulbar itu.
"Pimpinan Partai Demokrat secara umum mengecam keras tindakan tak terpuji yang dilakukan Pak SDK terhadap kader Demokrat Fendra jika hal tersebut memang betul adanya," tegas Natsir kepada Tribun.
Menurutnya, dugaan penganiayaan itu diketahui setelah adanya pengakuan Fendra kepada kami, jika dirinya dipukul oleh pejabat pemerintahan Sulbar tersebut.
"Pengakuan korban kepada kami bahwa Pak SDK memukul Fendra dengan menggunakan pistol," terangnya mengakui tindakan tersebut telah dilaporkan kepada pihakyang berwajib.
Wakil Ketua DPRD Sulbar ini mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut, Dia mengaku jika SDK merupakan salah satu calon potensial yang bisa memimpin Demokrat Sulbar setelah beliau keluar dari Partai Golkar.
Apalagi, beliau sudah berkomunikasi secara intens dengan pihak DPP Demokrat.
"Beliau memang salah seorang calon kuat yang bakal memimpin Partai Demokrat Sulbar," jujurnya mengakui atas sosok SDK.
Dia menambahkan, dengan adanya kejadian ini, maka tentu saja DPP Demokrat akan mempertimbangkan rekomendasi kepada Suhardi untuk menjadi Ketua Demokrat Sulbar.
Selama ini, Suhardi telah menjalin komunikasi intensif dengan DPP Demokrat agar bisa mendapat rekomendasi menjadi Ketua Demokrat Sulbar.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun, Musda Demokrat Sulbar akan berlangsung pada bulan Juni atau Juli 2012.
Menurut Natsir, informasi tentang kejadian yang menimpa kader Demokrat ini telah sampai di telinga Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.
Bahkan, DPP Demokrat bermaksud melaporkan langsung kejadian ini ke Mabes Polri.
"DPP Demokrat merasa tidak nyaman dengan kejadian yang menimpa kader Demokrat di Sulbar ini. Makanya, Pak ketua umum meminta agar dilaporkan saja langsung ke mabes. Apalagi pelaku dari kejadian ini diduga dilakukan oleh seorang pejabat setingkat bupati. Sungguh tidak pantas hal ini dilakukan oleh seorang bupati," jelas Natsir.
Natsir berharap agar tindakan penganiayaan ini diproses secara hukum begitu Fendra sudah melaporkan secara resmi di polisi.
Diketahui, berdasarkan keterangan versi Fendra perihal kejadian itu, awalnya
Fendra diundang ke rumah jabatan Bupati Mamuju dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPC Demokrat Majene pada hari Rabu tanggal 30 Mei 2012.
Fendra datang ke rujab Suhardi bersama tiga orang rekannya sekitar pukul 12.00 wita.
Namun, karena ada hal lain yang diperbincangkan, selain membahas tentang Partai Demokrat yang membuat Suhardi dan Fendra adu mulut yang berakhir dengan pemukulan terhadap Fendra.
"Fendra menceritakan kepada saya jika Suhardi Duka bermaksud menamparnya. Tapi, dia menangkis tamparan tersebut. Lalu, kemudian Suhardi melanjutkan dengan memukulkan pistol ke wajah Fendra," katanya.
Saat bertengkar itu, menurut Fendra, Suhardi masuk ke kamarnya untuk mengambil pistol. "Saya minta agar Fendra melakukan visum terhadap luka bekas pemukulan itu sehingga betul-betul bisa dibuktikan jika memang terjadi pemukulan. Tiga orang yang menemani Fendra itu juga siap bersaksi di polisi," jelas Natsir.
Sementara SDK yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya, sampai sekarang belum bisa memberikan keterangan apapun menyangkut kejadian tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar