Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Kamis, 03 Mei 2012

Ledakan di Tempat Pembuangan Amunisi Tewaskan Enam Tentara

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ledakan mengguncang sebuah tempat pembuangan amunisi di Rusia tengah, Rabu, menewaskan enam prajurit dan mencederai empat lain, kata kantor berita RIA mengutip seorang aparat penegak hukum.


Peristiwa itu terjadi di fasilitas Mulino, sekitar 360 kilometer sebelah timur Moskow, ketika amunisi yang telah kadaluwarsa meledak pada saat dibawa oleh sekelompok prajurit.

Ledakan-ledakan terjadi di sejumlah gudang amunisi militer Rusia dan para pengecam menyebut penyebabnya adalah kelalaian atau kekurangpatuhan pada peraturan, lebih dari 20 tahun setelah runtuhnya Uni Sovyet.

Kebakaran pada Juni di sebuah gudang amunisi di daerah sebelah timur Moskow menewaskan dua orang dan mencederai lebih dari 40. Pada Agustus, enam prajurit tewas dan 12 lain cedera dalam ledakan di sebuah gudang amunisi.

Ledakan-ledakan yang memperburuk citra militer Rusia itu terjadi ketika Kremlin berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya. Kekerasan dari Chechnya itu bahkan meluas ke Moskow.

Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia Domodedovo pada Januari 2011.

Serangan itu membuat Presiden Rusia Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.

Pemboman bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus yang melancarkan serangan-serangan di Chechnya dan wilayah lain yang berpenduduk muslim di Kaukasus Utara.

Amerika Serikat memasukkan Emirat Kaukasus ke dalam daftar kelompok teroris karena serangan-serangannya dalam upaya mengusir pemerintah Rusia dari kawasan Kaukasus Utara.

Emirat Kaukasus, yang juga dikenal sebagai Imarat Kavkaz atau IK, dituduh melakukan banyak serangan yang mencakup serangan terhadap kereta-api Rusia berkecepatan tinggi pada November 2009 dan pemboman bunuh diri di luar Kementerian Dalam Negeri Chechnya pada Mei 2009, kata kementerian AS.

AS juga menawarkan hadiah lima juta dolar bagi informasi yang mengarah pada lokasi pemimpin kelompok tersebut, Doku Umarov.

Dalam rekaman video yang dipasang pada Februari 2011, Umarov mengatakan, Rusia akan menghadapi "tahun darah dan air mata" jika mereka menolak meninggalkan wilayah-wilayah Kaukasus Utara, dan dalam wawancara terpisah pada Mei 2011 ia mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden tidak akan menghentikan perjuangan muslim garis keras.

Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.

Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.

Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.

Serangan-serangan telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar