Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Rabu, 07 Desember 2011

Dua Kali Batal Terbang karena Debu Vulkanik Gamalama


TRIBUNNEWS.COM, MANADO  - Ditutupnya arus penerbangan dari dan tujuan Bandara Sultan Babullah Ternate, Maluku Utara akibat abu vulkanik letusan Gunung Gamalama,  berdampak pada penerbangan Bandara Sam Ratulangi Manado
Tercatat penumpang Wings Air, Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia dari Bandara Sam Ratulangi kembali batal terbang ke Ternate, Selasa (6/12).
Sehari sebelumnya, tiga maskapai ini juga membatalkan terbang.
General Manager PT AP I Bandara Sam Ratulangi Manado, Maslin Panggabean mengatakan,  hingga kemarin Bandara Sultan Babullah Ternate masih ditutup demi keamanan penerbangan. "Info dari sana (Bandara Sultan Babullah Ternate) diperkirakan masih ditutup sampai Rabu (7/12/2011) pagi. Diharapkan siangnya sudah normal kembali," jelas pria berkacamata ini
Dijelaskannya, dari 219 penumpang yang gagal berangkat pada Senin lalu, terdiri dari 67 penumpang maskapai penerbangan Garuda dengan 35 penumpang dari Manado ke Ternate dan 32 penumpang transit dari Jakarta (CGK). Mereka difasilitasi penginapan di hotel.
Untuk penumpang Sriwijaya, tercatat 130 penumpang teridiri dari 93 penumpang dari Manado ke Ternate dan 37 penumpang transit dan difasilitasi penginapan di hotel. Sementara penumpang Wings Air sebanyak 22 penumpang dan dikembalikan uang tiket oleh Wings Air
"Penumpang transit mendapat penginapan termasuk makan minum karena mereka (penumpang transit) tidak memiliki tempat tinggal di sini (Manado)," ungkapnya
Penerbangan Manado-Ternate sendiri dilayani 4 maskapai penerbangan, yaitu Sriwijaya, Garuda dan Wings Air dengan jadwal tiap hari (daily), sementara Express Air secara tidak terjadwal (unschedule).
Hingga kemarin, debu vulkanik Gunung Gamalama yang meletus Senin dini hari masih menyelimuti sebagian besar Kota Ternate. Hujan abu terkonsentrasi di bagian tengah dan selatan Kota Ternate karena angin bertiup ke arah tenggara dari gunung setinggi 1.715 meter di atas permukaan laut itu.
Debu berwarna abu-abu kecoklatan itu masih beterbangan dan memenuhi sejumlah  ruas jalan di Kota Ternate, seperti Jalan Pattimura, Jalan Pahlawan Revolusi, dan Jalan Jati Raya. Ketebalan debu vulkanik mengganggu penglihatan pengemudi kendaraan bermotor yang umumnya menggunakan masker dan kacamata.
Sebanyak 106 warga Kelurahan Tubo, Akehuda, dan Tafure, Kecamatan Ternate Utara, mengungsi ke kantor lama Gubernur Maluku Utara di Jalan Pahlawan Revolusi, Ternate.
Lokasi ketiga daerah itu berada di kaki Gunung Gamalama (1.715 meter di atas permukaan laut) dan dekat dengan Kali Mati yang kini dialiri lahar dingin. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate mencatat, sembilan rumah di Tubo rusak diterjang lahar dingin.
Menurut Nuharani (40), pengungsi dari Kelurahan Tubo, lahar dingin telah meluber hingga ke jalan yang berjarak sekitar 500 meter dari kediamannya. Hal itu disebabkan hujan deras yang mengguyur Kota Ternate sepanjang Senin pagi hingga sore hari.
Banjir lahar dingin menyebabkan sembilan rumah di Tubo rusak berat. Menurut Djiko, Lurah Tubo, dinding rumah ambruk tersapu lahar dingin yang meluap dari Kali Mati. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. tribunmanado.co.id / Robin Tanauma

Editor: Hasiolan Eko P Gultom  |  Sumber: Tribun Manado

Tidak ada komentar:

Posting Komentar