Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Kamis, 24 November 2011

Gusur 30 Ribu Warga Arab Badui di Gurun, Netanyahu Menyebutnya "Kesempatan Bersejarah"

REPUBLIKA.CO.ID, AL-ARAKIB - Dua lusin buldoser Israeltelah disediakan di sebuah desa yang dikenal oleh orang Arab Badui sebagai Al-Arakib. Desa ini terletak di tengah gurun yang tak pernah ada dalam peta.


Jika parlemen Israel mengadopsi undang-undang baru yang diusulkan, maka buldozer akan bekerja, menghancurkan rumah-rumah yang ada.

Rencana untuk menghancurkan rumah Badui lebih banyak di wilayah Negev selatan dan memindahkan 30 ribu warganya dikatakan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai "kesempatan bersejarah" untuk memperbaiki kehidupan Badui.

Tetapi para pemimpin Arab-Israel, yang telah lama mengeluhkan diskriminasi terhadap komunitas mereka di tanah yang kini dikuasai Yahudi itu, menyebutnya sebagai "pembersihan etnis". Mereka menyerukan pada PBB untuk campur tangan.

"Aku tidak akan meninggalkannya di sini, aku akan menjaganya sampai aku mati," kata Abu Madyam, 46 tahun, seorang petani dari al-Arakib.

Dia dan keluarganya hidup di gubuk plastik di sebuah kuburan di dekat reruntuhan rumah kayu mereka, yang telah dihancurkan oleh pemerintah Israel tahun lalu.

Proyek ini adalah upaya paling ambisius dalam beberapa dekade oleh pemerintah untuk memukimkan kembali Badui Negev dan memberikan tanah gratis untuk pengembangan dan pembangunan pangkalan militer untuk menggantikan fasilitas yang lama.

Israel berpendapat Badui telah tumbuh terlalu dominan di Negev, wilayah geografis yang terjepit antara Hamas yang memerintah Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Palestina. Hal ini menimbulkan risiko keamanan bagi Israel.

Daerah yang sedang direstrukturisasi juga berbatasan kota terbesar Negev, Bersyeba, dan dekat beberapa pangkalan militer.

Selama beberapa dekade, pemerintah Israel telah mencoba untuk menarik Yahudi Israel untuk pindah ke Negev, dengan menawarkan hipotek dan keringanan pajak, namun hanya sedikit yang tertarik. Hanya 20 persen dari penduduk Yahudi Israel tinggal di Negev, yang mencakup lebih dari 60 persen wilayah negara itu. Desa Badui mengambil dua persen dari tanah Negev.

Bulan ini, Netanyahu duduk dengan wakil Badui di kantornya untuk mendesak mereka agar mau menerima rencana itu. "Negara kita tengah  melompat ke masa depan dan Anda perlu menjadi bagian dari masa depan ini. Kami ingin membantu Anda mencapai kemandirian ekonomi. Rencana ini dirancang untuk membawa tentang pembangunan dan kemakmuran," kata Netanyahu.

Namun, kebanyakan Badui bersikukuh menolak. "Lebih baik mati di sini ketimbang mengikut apa mau pemimpin Israel," kata mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar