Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 18 November 2011

Antre BBM, Derita Warga Lampung Kembali Terulang


TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Uang pun tak lagi 'cukup' untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di sebagian besar Provinsi Lampung. Dibutuhkan kesabaran dan antrean panjang untuk mendapatkan premium.

Fenomena yang telah terjadi dalam satu bulan belakangan ini, harus dirasakan setiap pemilik kendaraan. Setelah sebelumnya sempat terjadi peristiwa yang sama, beberapa waktu menjelang Hari Raya Idul Fitri 2011.
Kini, derita itu kembali terulang. Pantauan Tribun, kelangkaan terjadi hampir merata. Di Lampung Utara, Tulang Bawang, Lampung Tengah, Metro, Beranti, Natar, hingga Ibu Kota Bandar Lampung. Para konsumen yang sejatinya dianggap 'raja' dalam pemikiran ekonomi, harus rela menjadi raja antrean demi memperoleh literan bahan bakar.
Bahkan, di Kota Metro antrean panjang puluhan hingga ratusan meter menjadi pemandangan sehari-hari. Salah satunya di SPBU Kauman.
Ironisnya, ketika SPBU menyatakan BBM bersubsidi telah habis dengan memasang plang khasnya, pedagang eceran justru kian menjamur marak. Misalnya di Kota Metro atau di Lampung Tengah. Uniknya, mereka (eceran) selalu siap sedia atau tak kenal kata habis seperti halnya SPBU.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi. Tergantung tempat dan lokasi. Mulai dari termurah Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu. Konsumen yang enggan untuk mengantre atau tak kebagian jatah SPBU, harus rela merogoh kocek lebih untuk tiap liternya.
"Beli bensin sekarang enggak cukup lagi pakai uang, tapi mesti pakai kesabaranjuga. Dan antre. Lucu kan. Padalan kan kita (konsumen) bayar. Gimana kalau ada bagi-bagi BBM gratis coba," celetuk Raya, salah seorang pengantre BBM di SPBU Kauman Kota Metro.
Pria berusia 30 tahun ini mengungkapkan untuk mendapat giliran mengisi premium, dibutuhkan waktu lebih dari 40 menit. Waktu yang menurutnya cukup panjang dan melelahkan, jika dibanding dengan konsumen saat ingin membeli kendaraan. Terkecuali barang inden atau pembelian secara kredit.
"Ya mau bagaimana lagi. Saya pribadi tidak masalah kalau harga bensin memang mau dinaikkan. Yang penting ada dan nggak antre lama saja. Toh dieceran juga buat harga basing-basing (terserah) mereka kan. Ukuran liter juga nggak jelas," pendapatnya.
Pernyataan Raya juga diamini beberapa pengantre lainnya. Pada umumnya, konsumen mengeluhkan antre hingga puluhan menit dan kelangkaan yang terjadi. (indra simanjuntak)

Editor: Prawira Maulana  |  Sumber: Tribun Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar