Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Kamis, 13 Oktober 2011

SBY Tinggalkan Agung Laksono


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tanda-tanda Agung Laksono tersingkir dari kabinet kian kentara. Rabu (12/10) sore, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara mengejutkan memanggil dua dari tiga menteri koordinator (Menko) ke Istana Negara Jakarta. Satu-satunya Menko yang ditinggal adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono.

Ada pun dua Menko yang bertemu dengan presiden adalah Menko Polhukam Djoko Suyanto, dan Menko Perekonomian Hatta Radjasa. Hingga pukul 18.00 WIB, Djoko Suyanto dan Hatta Radjasa masih berada di Istana Negara bersama SBY.
Kehadiran kedua menko ini menjadi tanda tanya di tengah rencana Presiden SBY mengumumkan perombakan perombakan Kabinet sebelum 20 Oktober 2011 nanti. Padahal agenda resmi Presiden bersifat interen. "Presiden hari ini tetap bekerja di kantor Presiden dan fokuskan diri untuk mematangkan reshuffle kabinet," ujar Juru Bicara Presiden, Julian Aldrian Pasha, sore ini.
Mengapa Presiden hanya memanggil dua Menko tanpa Menko Kesra Agung Laksono masih jadi tanda tanya. Apalagi sebelumnya diberitakan Agung Laksono termasuk menteri yang bakal disingkirkan dari kabinet. Golkar sendiri dikabarkan mendorong dua pimpinanya untuk menggantikan Agung, yakni Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar untuk Pemenangan Pemilu (jabatan yang baru diadakan pertengahan tahun ini) Cicip Sutardjo, dan Wakil Ketua Umum Fadel Muhammad.
Golkar, sejak Juli 2011, menambah jabatan wakil ketua umum. Sebelumnya, Partai Golkar hanya memiliki 2 wakil ketua umum, yaitu Theo L Sambuaga (mantan menteri tenaga kerja dan saat ini CEO Grup Lippo), dan Agung Laksono (Menteri Kesejahteraan Rakyat).
Kini, Golkar memiliki 4 wakil ketua umum. Fadel Muhammad akan mengawasi pemenangan Pemilu wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sedangkan Cicip Sutardjo akan mengawasi pemenangan wilayah Bali, NTT, dan NTB.
Perkembangan mengenai perombakan kabinet, hingga kemarin, 8 hari menjelang tenggat waktu reshuffle 20 Oktober 2011, presiden selaku pemegang hak prerogatif menyusun para pembantunya, telah memanggil dua orang yang diduga sebagai calon menteri. Mereka adalah Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji. Ia secara mengejutkan hadir di Istana Negara Jakarta, Selasa (11/10), malam, sekitar pukul 21.00 WIB.
Saudara kandung mantan Jaksa Agung Hendarman Soepandji ini disebut-sebut bakal calon menteri Pekerjaan Umum (PU) menggantikan Djoko Kirmanto.
Beberapa jam sebelumnya, juga tanpa jadwal resmi Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono mendadak memanggil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan ke Istana Negara, Jakarta. Gita hadir sekitar pukul 16.00 WIB mengendarai mobil sedan Lexus nomor polisi B 1589 RFS.
Gita hadir seorang diri tanpa menteri lain atau pendamping lain. Kecuali hanya seorang sopir pribadi. Kemunculan Gita di Istana tanpa menggunakan mobil resmi pejabat setingkat menteri Toyota Royal Saloon RI 79 mengundang tanda tanya ditengah maraknya informasi soal perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II. Gita disebut-sebut calon menteri keuangan menggantikan Agus Martowardojo atau Menteri BUMN Mustafa Abubakar yang baru pulih dari sakitnya.
Juru Bicara Presiden, Julian Aldrian Pasha, menegaskan kehadiran Gita tak lain membicarakan soal perekonomian dengan Presiden. Di bagian lain, ada perbedaan pandangan tentang perlu tidaknya menggusur Menteri Keuangan Agus Martowardojo dari kabinet. Perbincangan hangat, kemudian diselingi kedatangan kepala BKPM, Gita Wirjawan yang mulai disebut-sebut sebagai calon Menkeu.
"Sempat ada perbedaan pendapat karena presiden inginkan Agus dilengserkan. Alasannya, ia kaku dalam menjalankan komunikasi politik dengan DPR," ujar seorang lingkaran dalam istana.
Si pemberi informasi mengaku sempat mengonfirmasi langsung kepada Gita Wirjawan terkait pemanggilan ke istana. Gita ngaku belum dipanggil presiden, belum ada juga pemberitahuan tentang pengalihan tugas dari Kepala BKPM ke Menkeu.
Informasi lain yang didapat Tribun, Menteri ESDM Darwin Saleh akan lengser kemungkinan besar akan diganti Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Terkait posisi Fredy Numberi sebagai Menteri Perhubungan, masih terjadi tawar-menawar. Sang menteri dikabarkan meminta jatah posisi duta besar di salah satu negara maju. "Tunggu saja, menarik disimak setelah pengumuman resmi, siapa yang dirotasi dan siapa yang bakal diganti," ujarnya.
Awalnya, Menteri ESDM Darwin Zahedi Saleh enggan mengomentari saat diajukan pertanyaan terkait isu yang mengungkap, dirinya salah satu akan dilengserkan dari kabinet. Darwin tersenyum saat diberi argumentasi, apakah isu pergantiannya tak mengganggu kinerja.
"Nah itu, Anda telah mencari jawaban yang tepat buat saya. Jadi, apa pun kewenangan beliau yang dia berikan yang penting bekerja. Yang penting bekerja," kata Darwin sambil bergegas pergi usai menjadi pembicara di Hotel Le Meredien bertajuk."Transformasi Menuju Ketahanan Energi Nasional untuk Kemakmuran Rakyat," Rabu (12/10).
Darwin enggan berkomentar perihal Presiden SBY yang akan mengumumkan hasil evaluasi yang akan dilakukan sebelum 20 Oktober mendatang. Terlebih, saat ditanya, dia sering diisukan akan dibuang dari kabinet, Darwin pun terdiam.

Editor: Prawira Maulana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar