Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Senin, 15 Agustus 2011

13 Orang Afghanistan dan Pakistan Digerebek di Banjarbaru





TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Tambar sontak kaget ketika mengecek penghuni Wisma Wilis di Jalan Angkasa, Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru miliknya, Minggu (14/8/2011).


Setelah dua hari datang ke Tanah Air usai menunaikan ibadah umrah, baru hari itu dia menyempatkan diri mengecek penghuni penginapan miliknya itu. Perasaan kaget Tambar itu bukan tanpa alasan.

Saat itu polisi dari Polda Kalsel, Polresta Banjarmasin serta Polsek setempat datang mengamankan 13 orang Afghanistan dan 1 orang Pakistan. "Ada apa kok polisi datang. Saya kira teroris. Pikir saya, kalau teroris, mati saya, bisa tersangkut-sangkut karena dikira ikut menampung teroris. Saya pun sempat diinterogasi di Polres Banjarbaru tetapi saya jelaskan apa adanya saja," ungkapnya, Minggu (14/8/2011).

Menurutnya, selama berada di Wisma Wilis, 14 pengungsi tersebut menempati dua kamar standar untuk rumah tangga berukuran 4,5 kali 9 meter. Kamar tersebut, rencananya mau direnovasi. Tetapi, belum sempat direnovasi, kamar itu kemudian disewa orang Makassar selama sebulan.

Status kedua kamar tersebut sampai ditempati 14 pengungsi tersebut, masih disewa orang Makassar itu. Ceritanya, orang Makassar yang setahunya bernama Anto itulah yang menempatkan 14 pengungsi di kamar tersebut.

Setelah tiba di Bandara Syamsudin Noor, mereka langsung dibawa ke Wisma Wilis miliknya. Rencananya, 14 pengungsi ini akan bekerja di pertambangan di kawasan Batulicin menggantikan pekerja asal Makassar yang cuti selama Idulfitri.

"Ceritanya yang saya dengar seperti itu. Mereka ini mau diapluskan dengan pegawai tambang asal Makassar yang sedang libur Idulfitri. Orang Makassar ini, yang memasukkan 14 warga pengungsi itu ke wisma kami," jelas Tambar.

Karena itu, ketika dia tanya kepada karyawan soal kedatangan pengungsi itu, karyawannya juga tidak mengetahui, karena, datangnya memang tidak permisi. Selama menempati kedua kamar tersebut, menurutnya, warga pengungsi asal Afghanistan dan Pakistan itu tidak berani keluar kamar.

Mereka makan, kemudian minum, semuanya dilakukan di kamar. Aktivitas warga pengungsi ini lebih banyak dihabiskan di kamar. "Saya saja tidak sempat melihat wajah mereka. Seandainya tahu mereka pengungsi, tentu saya akan laporkan ke aparat," ujarnya. (*)

Editor: Harismanto  |  Sumber: Banjarmasin Post

Tidak ada komentar:

Posting Komentar