REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Meski telah sering dilakukan razia,
keberadaan sopir tembak seperti sulit untuk diberantas. Bahkan, Gubernur
DKI Jakarta, Joko Widodo menemukan keberadaan sopir tembak saat
melakukan inspeksi di Terminal Senen. Razia angkutan umum kembali
diintensifkan mengingat tindak kejahatan di dalam angkutan umum di
Jakarta kembali marak dalam beberapa hari terakhir.
Saat tiba di
Terminal Senen, Jokowi sapaan akrab Joko Widodo langsung naik ke Kopami
12 jurusan Grogol-Kalideres. Dirinya tidak menemukan kelengkapan yang
seharusnya dimiliki oleh sopir seperti seragam, Kartu Pengenal Pengemudi
(KPP) dan Kartu Pengenal Anggota (KPA). Ia kemudian memanggil sang
sopir untuk diintograsi. Saat ditanya lebih lanjut, ternyata sopir
Kopami 12 tersebut merupakan sopir tembak. Jokowi pun hanya
geleng-geleng kepala mendengar jawaban sopir. "Iya pak, saya sopir
tembak," kata sang sopir, di Terminal Senen, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).
Pemberian
sanksi kepada sopir tembak pun diserahkan kepada Dinas Perhubungan DKI
Jakarta. Sanksi yang diberikan berupa tilang, karena tidak dilengkapi
dengan ketentuan yang berlaku.
Meski demikian tak sedikit pula
sopir angkutan umum di Terminal Senen yang telah mematuhi pertaturan.
Seperti seorang sopir kopaja dan mikrolet, terlihat telah mengenakan
seragam. Keduanya juga dapat menunjukan KPP dan KPA. Dalam kunjungannya
Jokowi juga sempat menaiki kopaja dan mikrolet untuk mengetahui konsidi
angkutan umum di Jakarta.
Dikatakan Jokowi, dengan seringnya
dilakukan razia, diharapkan akan meningkatkan kepatuhan sopir. Pihaknya
juga berencana melakukan penataan trayek dengan menyiapkan 1.000 bus
sedang dalam proses hibah. Pengusaha swasta pun diikut sertakan dalam
pembenahan angkutan umum di Jakarta.
"Ini mau merubah budaya
sopir. Kita lakukan juga penataan ulang trayek untuk stimulan. Sehinga
nanti akan timbul rangsangan bagi perusahaan yang berbentuk badan hukum
atau koperasi untuk memperbaharui bisnisnya," kata Jokowi.
Pihak
swasta pun, tambah Jokowi, mulai meremajakan angkutannya. Pada Januari
setidaknya ada 40 bus kopaja baru. Nantinya bus-bus kopaja itu
diperbolehkan masuk jalur bus Transjakarta. "Maret juga akan ada
tambahan 60 bus lagi. Kemudian ditambah 1.000 bus dari kita. Bus yang
jelek-jelek ini harus diganti," ucapnya.
Kadis Perhubungan DKI
Jakarta, Udar Pristono menambahkan, perbaikan angkutan umum harus
dimulai dari hulu. Artinya, pemilik angkutan umum harus berbentuk badan
usaha, yang juga memiliki pool. Oleh sebab itu diperlukan satu legal
aspect yakni turunan dari UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. "Tetapi sekarang kita masih melakukan uji petik. Sanksi
sosial juga harus dilakukan oleh masyarakat begitu melihat sopir tidak
pakai seragam dan tanda pengenal, jangan naik," tandasnya.
Ujo,
(39), salah seorang sopir angkutan umum mengatakan, setuju dengan apa
yang dilakukan Jokowi. Menurutnya, kondisi angkutan di Jakarta saat ini
memang sudah banyak yang tak laik jalan. "Setuju saja, mungkin saja Pak
Gubernur mau mengganti mobil yang rusak-rusak ini," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar