REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pengiriman paket narkoba dengan
dimasukkan ke dalam piston mobil sebagaimana diungkap Bea dan Cukai
Balikpapan, Rabu (24/1), ternyata tidak hanya terjadi di Balikpapan,
Kalimantan Timur, tetapi juga di Amerika Serikat.
Dalam tayangan
program Catch A Smuggler (Menangkap Penyelundup), kanal National
Geographic, Sabtu (26/1), memperlihatkan dengan gamblang upaya serupa
penyelundupan narkoba jenis heroin ke Amerika Serikat melalui Bandara
John F Kennedy (JFK) di New York.
Sebanyak 1,6 kg heroin
dikeluarkan para petugas Bea Cukai di Bandara JFK dari balik piston
mobil yang dikirim dalam paket dari Mumbai, India.
Paket yang
ditangkap para petugas di Balikpapan dikirim Noori Deep, Gagan Garima
Complex 3rd Floor No 301 Mumbai, India. Di dalam 12 piston, petugas
menemukan sabu-sabu seberat 2,08 kg.
Sama seperti dituturkan
Djanurindro Wibowo, Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai
Tipe Madya Pabean B Balikpapan, bahwa pada mulanya mereka melihat tidak
ada yang perlu dicurigai dari kiriman paket tersebut.
Demikian
juga para petugas di Bandara JFK. Namun karena curiga, mereka terus
memeriksa paket tersebut. Setelah dibuka pakingnya, setiap piston
ditimbang untuk mengetahui beratnya.
Diketahui berat piston itu berkisar 940 gram hingga 980 gram, berat yang dianggap cukup normal untuk benda itu.
Di
Balikpapan, Djanurindro mengambil risiko dengan merusak piston itu, dah
berhasil membuktikan kecurigaannya dengan menemukan bungkusan berisi
sabu-sabu (metamphetamine) di balik besi yang dicor di bawah kepala
piston.
"Kalau tidak terbukti, Bea Cukai harus ganti rugi," kata Djanurindro seraya meringis.
Di
JFK, para petugas mulanya mengebor salah satu piston yang terberat
dengan risiko yang sama seperti Djanurindro. Namun mereka juga berhasil
menemukan bungkusan berwarna kuning yang berisi serbuk putih.
"It's
heroin," kata petugas berseragam putih jas laboratorium dalam tayangan
itu, yang membuat para petugas yang berseragam biru tersenyum puas.
Setelah
terbukti demikian, mereka membuka seluruh piston yang ada. Kali ini
tidak lagi dengan mengebor, tapi cukup dengan memukul keras kepala
piston. Setiap kepala piston yang patah menjatuhkan bungkusan kuning
berisi heroin.
Berikutnya, petugas bea cukai di Bandara JFK
segera berkoordinasi dengan aparat kepolisian. Melalui pengintaian,
polisi kemudian membekuk dua orang yang mengambil paket tersebut.
Salah seorang petugas itu mengungkapkan keheranannya karena alamat tujuan adalah alamat asli.
Di
Balikpapan, Direktorat Serse Narkoba Polda Kaltim menangkap FS yang
mengambil paket tersebut, sehari setelah paket tiba dari India.
Menurut
Hariadi, Ketua RT 44 Sumber Rejo, Balikpapan Tengah, alamat tujuan
paket narkoba tersebut, Jalan AMD 35 Sungai Ampal RT 44 No 07 RW 015
Sumber Rejo, Balikpapan, adalah benar rumah orangtua FS.
"Balikpapan
memang sudah jadi satu tujuan pengiriman narkoba internasional karena
di sini memang banyak penggunanya," cetus I Ketut Rasna, Ketua Badan
Narkotika Kota (BNK) Balikpapan.
Sebuah penelitian dari
Universitas Indonesia menyebutkan, sebanyak 3,1 persen atau 100 ribu
orang lebih dari 3,5 juta penduduk Kalimantan Timur adalah konsumen
berbagai jenis narkoba.
Angka itu membuat Kaltim nomor tiga konsumen narkoba di Indonesia setelah Riau dan Jakarta.
Karena
itu, kata Ketut Rasna, tidak mengherankan bahwa orang mengupayakan
segala cara untuk bisa memasukkan narkoba ke Kalimantan Timur, dimana
Balikpapan adalah gerbangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar