TRIBUNNEWS.COM , KULONPROGO - Penyebaran penyakit
Malaria di Kulonprogo terus terjadi walaupun pemerintah sudah meskipun
pengobatan massal.
Penyebabnya, migrasi warga di wilayah endemic malaria
terus terjadi sehingga penyakit yang disebarkan oleh nyamuk tersebut
tetap saja terjadi.
Data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan
Kulonprogo, pada tahun 2012 ini penderita Malaria mencapai 229 orang.
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai
157 kasus.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Dinkes Kulonprogo, Slamet Riyanto mengatakan kendala utama pemerintah
dalam menangani penyakit malaria adalah migrasi penduduk yang cukup
tinggi. Warga banyak yang merantau ke luar daerah dimana wilayahnya
endemis malaria. Kemudian saat kembali ke Kulonprogo sudah tertular
malaria.
Selain terkendala tingginya migrasi warga, penyebab
sulitnya memberantas penyakit malaria adalah kondisi wilayahnya yang
cocok untuk perkembangan nyamuk. Wilayah yang selama ini menjadi daerah
endemis berada di perbukitan Menoreh yang sangat sejuk. Kondisi ini
menjadikan perkembangbiakan nyamuk cukup cepat.
“Kendala utama
untuk pemberantasan malaria adalah demografis atau migrasi penduduk yang
cukup tinggi. Mereka pergi bekerja ke luar daerah, di mana tempatnya
merupakan wilayah endemis malaria. Saat kembali ke Kulonprogo, mereka
sudah membawa bibit penyakit malaria,”jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar