TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kedua kelopak mata Aurel berkedip-kedip, mengikuti arah beberapa kamera yang berusaha membidik wajah mungilnya.
Sambil
sesekali mengeluarkan suara erangan, bayi perempuan berusia lima bulan
seperti ingin berkomunikasi, kepada orang-orang yang datang menjenguknya
di kamar 366 Rumah Sakit Awal Bros, Selasa (4/12/2012).
Bayi
mungil bernama Isnaeni Aurelia Putri kini sudah bisa bergerak bebas.
Beberapa bulan belakangan, Aurel harus menahan sakit karena kelainan
fetus in fetu yang ia alami.
Kelainan itu memang jarang terjadi.
Di dalam perut Aurel, ada janin lain yang hidup. Oleh kalangan awam,
fenomena ini sering dikenal dengan istilah bayi mengandung.
"Enggak
ada keluhan apa-apa. Cuma, waktu dia umur dua bulan baru ketahuan,
tiba-tiba perutnya terus-menerus membesar," ungkap Ayu (28), ibunda
Aurel.
Sambil sesekali bercanda dengan anak keduanya, Ayu kembali
bercerita, saat itu pada pemeriksaan awal di RSHB, menurut dokter Aurel
hanya mengalami kembung biasa.
Namun, bukannya kempis, kembung
yang dialami Aurel terus membesar, dan membuat bagian tubuh Aurel yang
lainnya kurus kering. Bayi itu bahkan sempat mengalami sesak napas.
"Karena
enggak sembuh juga, kami bawa ke RSOB. Sampai sana dibilang tumor.
Bahkan, kalau dioperasi pun dia bisa enggak selamat. Mungkin karena
usianya yang masih kecil," tutur wanita berbaju cokelat sambil
menggendong putrinya.
Merasa takut kehilangan buah hatinya, Ayu dan suaminya Ismail pun urung mengoperasi Aurel.
"Dia memang enggak pernah rewel, tapi kami yang takut, makanya kami
bawa pulang saja dan tunda. Tapi, lama-lama badannya makin habis,"
ujarnya pelan diiringi tawa lepas Aurel yang tiba-tiba pecah.
Lahir
dengan berat empat kilogram dan panjang 50 sentimeter, semakin lama
dengan kembar parasit yang ikut berkembang biak di perutnya, berat Aurel
pun menjadi tidak sempurna.
"Sebelum operasi sekitar awal
November, beratnya 6,4 kilogram. Setelah kami operasi 23 November,
kembar parasitnya saja seberat 650 gram, sekarang berat badan dia
tinggal 4,2 kilogram. Kasus Fetus in fetu atau adanya bayi di dalam
bayi, benar-benar jarang sekali. Mungkin ini yang pertama kali di
Kepri," ucap Siti Iqbalwanty SpBA, dokter spesialis bedah anak.
Melibatkan
beberapa orang dokter, mulai dari dokter anastesi, dokter anak, bedah
anak, radiologi, dan patalogi anatomi, menurut Siti, Aurel harus berada
di meja operasi selama empat jam.
Belum jelas benar apa yang
menjadi penyebab penyakit ini. Menurutnya, keluhan utama penderita
biasanya memang ukuran perut yang terus membengkak. Layaknya parasit,
bayi lain yang tinggal di dalam perut Aurel terus menggerogoti tubuh
induknya dan merugikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar