TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Brakk...! pintu utama
rumah Wiji Siswosuwito (64) di Kampung Tempel, RT 04/04, Kelurahan
Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, didobrak orang.
Wiji yang tidur terlelap, tersentak, begitu mengetahui ada orang masuk ke rumahnya sambil mengacungkan senjata.
Kejadian itu berlangsung Jumat (31/8/2012) tengah malam. Wiji yang ada di dalam kamar dengan pintu terbuka, langsung dibekap.
Awalnya,
tangan Wiji sempat berusaha berontak dan menepis senjata yang diarahkan
kepadanya. Namun, usaha itu sia-sia. Umur yang renta tak mampu melawan
sekelompok orang yang semula dianggap Wiji adalah kawanan rampok yang
ingin menggasak harta bendanya.
Malam itu dia tak tahu, sekelompok
orang yang sempat mengikat tangannya menggunakan lakban, ternyata
anggota Densus 88, yang sedang mencari keberadaan menantunya, Bayu
Setyono (22), suami dari putrinya, Retno Setyorini (29).
Akibat aksi itu, Wiji mengalami beberapa luka di bagian wajah, dan harus dibawa ke rumah sakit.
Setelah
melumpuhkan Wiji, Densus 88 kemudian mendobrak pintu kamar BS dan
istrinya. Pintu tersebut sekarang dalam kondisi berlubang akibat
didobrak.
Bayu ditangkap dengan diborgol menggunakan lakban. Dia
dibawa keluar, sambil para petugas membawa sebuah tas hitam di dalam
kamar.
Wiji yang masih diikat kemudian ditolong, dia dibawa ke
Puskesmas Gondangrejo dan mendapatkan jahitan di lukanya. Setelah
pulang, dia mengeluhkan pusing kepala, lalu dibawa ke Dr Oen Solo.
Dari
hasil pemeriksaan, pusing diakibatkan karena benturan, saat bergumul
dengan anggota Densus 88. Untungnya, hasil scan menyatakan kepala Wiji
normal dan dinyatakan boleh rawat jalan. Cerita itu adalah keterangan
dari Subagyo (48), adik bungsu Wiji kepada Tribun.
Di
tengah keluarga, Bayu dikenal pendiam. Meskipun setiap hari rajin pulang
ke rumah mertuanya, waktu pulangnya tak menentu dan selalu malam.
Pekerjaan
Bayu adalah menjual produk minuman tradisional ke warung-warung,
setelah berhenti bekerja di sebuah perusahaan makanan sebelum Lebaran
lalu.
“Dia orangnya pendiam. Kalau ketemu dengan warga lain juga
menyapa. Rajin salat dan cukup sering datang di pertemuan bapak-bapak RT
sini. Katanya dia bekerja mengedarkan minuman wedang uwuh ke warung
hik,” kata anak Subagyo, Wahyu Sasongko.
Di lingkungan kampung tersebut, warga Bayu sebagai sosok yang jarang bertandang ke rumah sanak saudara istrinya dan tetangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar