TRIBUNNEWS.COM,SOLO--Detasemen Khusus (Densus) 88
Anti Teror Polri berhasil membekuk dua orang terduga teroris di tempat
berbeda di Solo, Jawa Tengah. Kedua orang yang ditangkap tersebut diduga
kuat terkait jaringan teroris di Depok dan Poso.
Irjen Pol (Pur) Ansyad Mbai, Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), mengungkapkan penangkapan pertama dilakukan pada Jumat
(21/9) sekitar pukul 23.34 WIB, sedangkan orang kedua ditangkap pada
Sabtu (22/9) pagi sekitar pukul 5.30 WIB.
"Ya, ada penangkapan dua orang di tempat berbeda," kata Ansyad saat dihubungi wartawan, Sabtu (22/9/2012).
Ansyad menjelaskan, satu orang terduga teroris yang pertama kali
ditangkap adalah Rudi Kurnia Putra (RK). Rudi ditangkap Densus88 di
dekat Solo Square saat turun dari bus asal Cilacap. Sedangkan, Densus88
menyergap Baderi Hartono (BH) di Kampung Griyan, Kelurahan Pajang,
Kecamatan Laweyan.
Densus88 berhasil melakukan penangkapan sebagai pengembangan kasus
dari penangkapan dua orang sebelumnya dengan inisial Naim dan Mujib.
Keduanya memang berperan dalam melakukan perekrutan teroris.
Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar, Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Polri, menuturkan RK terkait dengan kelompok di Bojong Gede
dan perekrutan teroris di Poso. Selain itu, RK, pria kelahiran Solo, 2
Juli 1967, menyimpan tiga bom yang sudah jadi di rumahnya untuk
menyerang polisi.
"Sementara BH sebagai amir kelompok. BH juga menyimpan bom di rumahnya," kata Boy.
Sebelumnya, Densus88 melakukan penggerebekan di sebuah rumah
kontrakan yang terletak di Griyan RT 3 RW 10 Pajang, Laweyan, Solo.
Diduga, rumah tersebut menjadi tempat tinggal para teroris yang terlibat
sejumlah aksi teror di Solo.
Selain menangkap RK dan BH, Densus88 juga menangkap enam terduga
teroris lainnya di wilayah Solo, Jawa tengah. Keenam terduga teroris
yang ditangkap Densus88 memiliki inisial K berusia 43 tahun, IV (30), N
(46), FN (18), BN (28), dan T (29).
"Setelah melakukan penangkapan terhadap dua lainnya (RK dan BH)
kemudian ditangkap lagi enam, sehingga totalnya menjadi delapan orang,"
kata Boy.
Menurut Boy, tertangkapnya delapan orang tersebut merupakan
pengembangan dari keterangan yang diperoleh dari Muhammad Thoriq, Yusuf
Rizaldi, dan Arif. "Mereka kelompok terkait bom Beji dan Tambora di
Rumah Thoriq," ucap Boy.
Saat ini ke delapan orang tersebut masih berada di Jawa Tengah untuk
pengembangan lebih lanjut, sementara dari beberapa tempat yang digeledah
hari ini, ditemukan beberapa bom aktif dan bahan-bahan pembuat bahan
peledak.
"Saat ini mereka sedang diperiksa lebih lanjut untuk memastikan
keterkaitannya dan nanti bisa dilihat statusnya bila kuat terlibat.
Masih ada waktu 7 x 24 jam untuk nanti kita nyatakan statusnya," ungkap
Boy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar