TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam satu hari, Senin
(17/9/2012) kemarin, Densus 88 Polri menangkap tiga orang yang diduga
terkait dengan kelompok Muhammad Thorik di Bintaro Tangerang, Banten,
dan Tambun Bekasi Jawa Barat.
Agus Abdillah alias Jody (33) dan rekannya Abay alias Saidil Akbar
(30) ditangkap di depan masjid Al Gofur, Jalan Parigi Lama, Jombang
Raya, Bintaro Sektor 9, Tangerang Selatan, Banten, pukul 13.00 WIB.
Sore harinya, adik Jody, Muhammad Amirudin (27), ditangkap di rumah
ibunya, Perumahan Mutiara Gading Rievera Blok E2 nomor 33 RT 06/09,
Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
Polri menyatakan bahwa Jody diakui Thorik sebagai orang yang
membantunya menyiapkan dan menyimpan bahan peledak. Dari KTP-nya,
diketahui Jody beralamat di Jalan Tanah Sereal Nomor 16 Tambora Jakarta
Barat.
Rupanya, dia sudah ikut bersama ibunya dan saudaranya pindah ke Perumahan Mutiara Gading Rievera sejak dua tahun lalu.
Di rumah nomor 33 komplek perumahan itu, Densus 88 menemukan sejumlah
benda yang diduga material untuk membuat bom. "Jody ini dari pengakuan
Thorik. Dia punya peranan besar juga untuk bom yang di Depok," ujar Karo
Penmas Polri, Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta,
Selasa (19/9/2012).
Menurut Boy, barang yang ditemukan di rumah itu Jody itu adalah urea
nitrat sebanyak 1 kg, black powder sebanyak 3 kg, gotri kecil sebanyak
1/4 kg, swicthing sebanyak 7 buah, pipa paralon ukuran 1,5 inci sebanyak
2 meter, baterai 9 volt sebanyak 4 buah.
Kemudian, baterai 12 volt sebanyak 10 buah, transitor sebanyak 10
buah, ember untuk mengaduk bahan bom sebanyak 1 buah, beberapa lem besi,
serta telepon genggam merk Nexian untuk timer sebanyak 1 buah.
Penelusuran Tribun, Abay alias Saidil Akbar (30) beralamat di Jalan
Jombang Raya Nomor 28, Desa Pondok Aren, Kecamatan Pondok Picung,
Bintaro Sektor 9, Tangerang Selatan, ternyata teman kecil Jody sewaktu
tinggal di Tanah Sereal.
Sementara Jody yang mempunyai keahlian teknisi mesin itu adalah teman
satu sekolah Thorik di SMEA Fatahilah di Krukut, Taman Sari, Jakarta
Barat.
Sebelum dilakukan penangkapan Jody dan Abay di Bintaro, tim Densus
melakukan pengintaian gerak-gerik Jody sejak berada di Prabumulih,
Sumatera Selatan.
Dari Prabumulh Jody menumpangi bus Pahala Kencana menuju Jakarta.
Setelah ke rumah Abay di Desa Pondok Aren Bintaro, Densus langsung
membekuk keduanya tanpa perlawanan.
Boy mengungkapkan, bahwa kepolisian hanya menargetkan Jody sebagaimana pengakuan Thorik.
Abay dan Amirudin ikut diamankan karena dalam rangka untuk
pengembangan kasus. Keduanya masih berstatus saksi. "Abay dan AR masih
dalam pemeriksaan," kata Boy.
Menurutnya, baik Jody maupun Abay bukan dua buron yang melarikan diri
pascaledakan bom rakitan di Jalan Nusantara, Beji, Depok, Jawa Barat,
pada 8 September 2012 lalu.
"Jadi, A dan S itu adalah yang buron di ledakan Depok. Jody dan Abay
ini berbeda dengan dua buron itu. Jadi, yang buron masih tetap," kata
Boy.
Menurut Boy, tim Densus masih mengembangkan dugaan keterlibatan
kelompok Thorik ini. Pengejaran terhadap A dan S pun masih tetap
dilakukan.
A dan S diduga ikut dalam kegiatan merangkai bom dan menjalankan
rencana pengeboman bersama Thorik. Polisi mendapatkan informasi bahwa
mereka sudah berada di kontrakan Beji, Depok, sejak Mei lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar