REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Honda Motor Co dan Mazda Motor Corp untuk
sementara menghentikan produksi mobil di Cina akibat protes anti-Jepang
terkait sengketa teritorial antara Tokyo dan Beijing beberapa pekan
terakhir.
Nissan Motor Co, Senin, juga menghentikan produksi selama dua hari, menyusul demonstrasi anti-Jepang seperti dikutip Reuters.
Nissan
menghentikan produksi di dua pabrik di Cina selatan, Guangzhou dan
Zhengzhou, pada Senin dan Selasa, kata dua orang yang akrab dengan
masalah tersebut kepada Reuters. "Nissan menghentikan produksi di
kota-kota yang menjadi basis protes," kata salah satu sumber.
Toyota
Motor Corp mengatakan kantor dan pabrik-pabrik mereka di Cina
beroperasi seperti biasa menyusul penyerangan demonstran terhadap bisnis
Jepang.
Juru Bicara Toyota Joichi Tachikawa mengatakan Toyota
masih memeriksa dealer yang terkena dampak tersebut dan perusahaan belum
memerintahkan karyawan Jepang untuk pulang kampung ke Jepang.
Juru
Bicara Honda Natsuno Asanuma mengatakan perusahaan menangguhkan
produksi di dua pabrik di China selatan, Guangzhou dan Wuhan, pada
Selasa dan Rabu.
Asanamua mengatakan Honda memiliki empat pabrik
yang dijalankan bersama-sama dengan mitra Cina. Pabrik-pabrik itu
memiliki kapasitas produksi sebesar 820.000 unit pertahun.
"Kami
memutuskan untuk menghentikan produksi selama dua hari, menyusul suhu
ketegangan yang meningkat antara Cina dan Jepang," katanya.
"Dealer
kami tidak akan menerima alokasi mobil saat ini," katanya yang merujuk
pada serangan pengunjuk rasa ke beberapa toko selama akhir pekan.
Juru
Bicara Mazda Natsuno mengatakan Mazda akan menghentikan produksi di
pabrik perakitan, Nanjing pada Senin, menyusul memanasnya protes
anti-Jepang di negara tersebut.
Sebelumnya Mazda mengoperasikan
pabrik perakitan itu bersama dengan Chongqing Changan Automobile Co dan
Ford Motor Co. "Pabrik akan ditutup selama empat hari mulai Selasa,"
kata Oikawa.
Menurut asosiasi dealer Cina, protes kekerasan
anti-Jepang yang meletus di China selama akhir pekan dapat menyebabkan
kerugian besar terhadap produsen mobil Jepang di pasar otomotif terbesar
di dunia daripada bencana alam tahun lalu.
Wakil Sekretaris
Jenderal China Automobile Dealers Association Luo Lei mengatakan saat
ini banyak dealer mobil di China yang tutup lantaran menjual mobil
Jepang, menyusul pengrusakan dan serangan ke beberapa dealer.
Lou
menegaskan, "Mereka memboikot barang-barang Jepang, karena sebagian
besar warga China tidak akan berani membeli mobil Jepang lantaran
masalah keamanan."
"Dampak bencana alam dapat diperbaiki dengan
cepat. Sementara kasus ini membutuhkan upaya dan waktu lebih lama untuk
menghilangkan sentimen terhadap mobil Jepang," kata Luo yang sedang
menghitung kerugian akibat kerusakan.
"Saya telah bekerja di asosiasi selama sepuluh tahun dan masalah ini menciptakan kerugian paling buruk selama ini," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar