TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bos PT
Hardaya Inti Plantation (HIP) Hartati Murdaya, merampungkan pemeriksaan
lanjutan oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin
(30/7/2012) malam.
Kepada wartawan, Hartati sempat mengeluhkan
sulitnya mengurus izin di Indonesia. Perusahaan milik anggota Dewan
Pembina Partai Demokrat diduga menyuap Bupati Buol Amran Batalipu, untuk
mendapatkan sertifikat hak guna usaha (HGU) perkebunan Kelapa Sawit di
Buol, Sulawesi Tengah.
"Kesimpulan saya, di negeri kita perlu ada
suatu perbaikan sistem. Suatu sistem manajemen kekuasaan dan perizinan,"
ujar Hartati di Gedung KPK, Jakarta, Senin malam.
Hartati menilai, sistem saat ini memberikan celah terjadinya transaksi atau praktik suap-menyuap.
"Supaya tidak membuka peluang yang menyusahkan banyak pihak," imbuhnya.
Hartati yang sudah menggarap lahan sejak 1994, mengaku hanya korban dari sistem yang buruk.
"Kami
sudah berjuang ke daerah terpencil karena terpanggil dan sebagainya,
tapi terjadi salah paham seperti ini. Saya kan akhirnya jadi korban,"
cetus pengelola Pekan Raya Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar