REPUBLIKA.CO.ID, SANAA---Bentrokan antara militan Alqaidah dan
militer di daerah pinggiran Zinjibar di Yaman selatan menewaskan 20
orang, sebagian besar gerilyawan, demikian diumumkan kementerian
pertahanan.
"Sekitar 18 militan Alqaidah tewas dan puluhan cedera, sementara
yang lain melarikan diri" dari bentrokan-bentrokan di daerah pinggiran
markas militan Zinjibar, kata situs kementerian itu 26sep.net.
"Dua prajurit juga tewas, sedang tujuh lain cedera" dalam bentrokan itu, yang meletus Kamis larut malam, katanya.
Menurut kementerian itu, pasukan telah bergerak maju ke arah
Zinjibar, "menghalau unsur-unsur teroris Alqaidah dari sejumlah posisi
yang mereka kuasai".
Situs 26sep.net juga melaporkan, gerilyawan muslim garis keras
berencana menyerang perusahaan dan terminal gas di Belhaf, provinsi
Shabwa, dengan "enam mobil berisi bom yang dikemudikan oleh enam
penyerang bunuh diri".
"Kementerian dalam negeri telah memberikan perintah kepada badan
keamanan Shabwa agar menangani secara serius informasi ini dan mengambil
tindakan-tindakan keamanan yang diperlukan untuk menggagalkan rencana
teroris Alqaidah ini," katanya.
Kementerian itu juga meminta peningkatan keamanan di sekitar
perusahaan dan terminal gas. Bentrokan Kamis malam itu merupakan yang
terakhir dari serangkaian pertempuran antara militan Alqaidah dan
militer Yaman dalam beberapa hari ini yang telah menewaskan lebih dari
200 orang.
Pada Rabu, serangan udara terhadap sebuah posisi Alqaidah di dekat Loder menewaskan enam militan, kata kementerian itu.
Militan berusaha menguasai Loder sejak pekan lalu, dalam upaya
memperkuat keberadaan mereka di provinsi Abyan yang sebagian besar telah
mereka kuasai.
Sedikitnya 222 orang, termasuk 183 militan, tewas dalam waktu lima
hari saja ketika gerilyawan Al-Qaida berusaha menguasai kota Loder.
Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali
Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya,
Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Alqaidah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar