Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Senin, 03 Desember 2012

Peluru Nyasar Tembus Betis Siswi SD

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Peluru nyasar menembus betis kaki kanan Alreana Meissy R (10), warga RT 21 Dusun Karya Maju, KM II, Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.

Siswi kelas V SDN 206 Kenali Asam Bawah, Kota Jambi, terpaksa mendekam dan terbaring lemah di rumahnya selama seminggu lebih.
"Sekarang masih terasa ngilu dan gatal-gatal di dalamnya," ujar gadis yang akrab disapa Eci, Minggu (2/12/2012).
Eci diduga terkena peluru nyasar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, saat bermain di kebun milik kakeknya, Muhammad Helmi (72), di kawasan yang berdekatan dengan Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi sekitar pukul 09.00 WIB, Minggu (25/11/2012) lalu.
Ditemui Tribun di rumahnya, korban ditemani orangtuanya bercerita tentang kronologi kejadian. Saat itu, Eci hanya duduk santai di teras rumah milik kakeknya, yang berjarak sekitar 10 meter dari rumahnya sendiri.
"Lagi duduk santai di teras, dekat rumah kakek. Pas kakek lagi nyangkul di kebun, dak tahu tiba-tiba peluru masuk dan berjalan pelurunya ke sini," kata Eci sambil menunjuk ke arah betis kakinya yang tertembus peluru.
Helmi, kakek korban, menunjukkan serta mempraktikkan langsung reka peristiwa di kebunnya.
"Bapak enggak usah saya komentar langsung, lihat saja aslinya begini lah. Gambarnya bisa bapak lihat," ucapnya sambil memperagakan kejadian di kebun.
Dalam peragaannya, Helmi sedang menggali lubang untuk ditanami ubi. Selang berapa menit, ia mendengar suara ledakan senjata yang datang dari arah depan. Sedangkan posisi Eci berada di sampingnya.
"Saya dengar suara, tass...tapi awalnya saya tidak perhatikan. Tiba-tiba cucu saya teriak nangis, baru saya berhenti dan menghampirinya. Jarak antara saya dengannya sekitar tiga meter," tutur Helmi yang juga Ketua RT 21.
"Ini masih ada percikan darah membekas di teras," imbuhnya, sambil menunjukkan bekas darah tersebut.
Helmi melihat betis kaki kanan cucunya sudah bersarang peluru dan mengeluarkan darah segar. Beberapa saat kemudian, orangtua korban, Sukamti (36) yang rumahnya berdekatan, langsung datang ke tempat kejadian, dan bergegas membawa korban ke Klinik Titisan Bunda, tak jauh dari lokasi kejadian.
"Peluru sempat bersarang di betis kaki kanannya sekitar 15 menit. Kami bawa Eci ke Klinik Titisan Bunda di Pondok Meja, untuk pertolongan pertama," ungkap Sukamti
Setelah peluru diangkat, kedua bagian yang tertembus peluru kemudian dijahit. Karena ragu dengan kondisi korban, pihak keluarga akhirnya membawa Eci ke Rumah Sakit Mayang Medical Centre (MMC), Kota Jambi, untuk dirawat lebih intensif dan di-rontgen.
"Selama berobat, biaya sendiri tidak ada bantuan, sudah habis Rp 700 ribu-an lah," cetusa Refri (46), ayah korban.
Sebelum ke RS MMC, Helmi dan ayah korban lebih dulu melapor ke Mapolsek Mestong, sekitar pukul 10.00 WIB.
"Ada dua petugas yang ditemui, sambil memperlihatkan barang bukti peluru itu," terang Refri.
Laporan sudah diproses dengan laporan nomor Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL): STPL/K-293/XI/2012/Polsek Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.
Pihak keluarga korban mengatakan, sampai kemarin belum ada tindakan dari Polsek dan Polres Muaro Jambi. Pihak keluarga korban berharap kasus ini bisa terungkap. Mereka ingin tahu apakah ini faktor kesengajaan atau kelalaian oknum tertentu. Pelaku harus dihukum.
"Kami minta diungkap. Pelurunya jenis apa, apakah faktor sengaja atau tidak, dan apakah nyasar. Kami di sini resah. Jangankan kami, warga juga jadi takut," papar Refri.
Keluarga korban berniat melaporkan kasus ini ke Polda Jambi, jika belum ada tidakan dari kepolisian di Muaro Jambi.
Sementara, Kapolsek Mestong Iptu Abdul Akil ketika dikonfirmasi mengatakan, berkas perkara kasus ini sudah dilimpahkan ke Polres Muaro Jambi.
"Dilakukan penyelidikan ke sana, karena kasus-kasus yang menonjol kami limpahkan ke polres, termasuk barang bukti pelurunya," jelas Abdul.
"Jenis pelurunya harus diuji laboratorium. Nanti pelurunya dibawa ke Palembang dulu untuk diuji," tutur Kanit Reskrim Polsek Mestong Brigadir Adicha PR.
Menurut Adicha, peristiwa ini baru pertama kali terjadi di Mestong.
"Di kawasan itu ada SPN. Tapi, kami lihat itu bukan peluru yang digunakan untuk Polri. Latihan menembak yang dilakukan di SPN menggunakan peluru yang ada di polisi. Tapi, kalau dilihat peluru ini bukan dari Polri," urainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar