TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Otak geng perampok spesialis mobil tewas tertembus timah panas
setelah melakukan perlawanan saat polisi melakukan pengejaran ke wilayah
Bekasi.
Pelaku yang tewas adalah otak dari komplotan tersebut, yakni Rio Pamungkas. Tidak hanya Rio, dua orang lainnya yakni Sugiarto dan Akhmad Kuslan juga ditembak polisi dan mengenai kaki karena berusaha melarikan diri.
"Pelaku berbadan besar-besar dan nekad melakukan perlawanan. Makanya, anggota kami jadi menembak ketiganya. Mengerikan itu, apalagi otaknya, Rio Pamungkas, badannya besar sekali," kata Kasat Reskrim Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Polisi Rahmat di Jakarta, Jumat(28/12/2012).
Dari tangan para pelaku, polisi menyita barang bukti berupa tujuh unit mobil pabrikan Jepang hasil merampok.
Mobil-mobiil yang disita polisi adalah dua unit Toyota Innova, tiga unit Daihatsu Xenia, satu unit Honda Jazz. Seluruh mobil itu, didapat polisi di lokasi parkir di gedung-gedung perkantoran dan kantor. Rupanya, pelaku menyembunyikan mobil-mobil hasil rampokan itu di pelataran parkir gedung kantor karena dinilai lebih aman.
Saat melakukan penangkapan, bak adegan di film Hollywood, polisi berkejar-kejaran dengan kompolotan tersebut di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (20/12/2012) lalu.
Selain tiga orang yang ditembak, polisi kata Rahmat juga meringkus empat pelaku lainnya. Tujuh pelaku yang diringkus memiliki peran berbeda-beda. Sugiarto, Rio Pamungkas (tewas,red), Anton, dan Iwan berperan sebagai pelaku yang merampok mobil-mobil para korban.
Lalu, Akhmad Kuslan dan Tantowi berperan sebagai penadah barang sekaligus yang mencarikan pembeli mobil-mobil curian tersebut.
Sedangkan, Mamat adalah anggota komplotan yang bertugas memalsukan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan BPKB mobil-mobil hasil rampokan.
Surat-surat tersebut dibuat dengan cara sederhana, yakni hanya menggunakan tinta printer Canon yang kerap digunakan untuk memprint dokumen-dokumen kantor. Mamat menscan blanko STNK asli dan merubah tulisan di dalamnya dengan menggunakan program adobe photoshop di komputer.
"Mirip sekali dengan aslinya," kata Rahmat.
Pelaku yang tewas adalah otak dari komplotan tersebut, yakni Rio Pamungkas. Tidak hanya Rio, dua orang lainnya yakni Sugiarto dan Akhmad Kuslan juga ditembak polisi dan mengenai kaki karena berusaha melarikan diri.
"Pelaku berbadan besar-besar dan nekad melakukan perlawanan. Makanya, anggota kami jadi menembak ketiganya. Mengerikan itu, apalagi otaknya, Rio Pamungkas, badannya besar sekali," kata Kasat Reskrim Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Polisi Rahmat di Jakarta, Jumat(28/12/2012).
Dari tangan para pelaku, polisi menyita barang bukti berupa tujuh unit mobil pabrikan Jepang hasil merampok.
Mobil-mobiil yang disita polisi adalah dua unit Toyota Innova, tiga unit Daihatsu Xenia, satu unit Honda Jazz. Seluruh mobil itu, didapat polisi di lokasi parkir di gedung-gedung perkantoran dan kantor. Rupanya, pelaku menyembunyikan mobil-mobil hasil rampokan itu di pelataran parkir gedung kantor karena dinilai lebih aman.
Saat melakukan penangkapan, bak adegan di film Hollywood, polisi berkejar-kejaran dengan kompolotan tersebut di Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (20/12/2012) lalu.
Selain tiga orang yang ditembak, polisi kata Rahmat juga meringkus empat pelaku lainnya. Tujuh pelaku yang diringkus memiliki peran berbeda-beda. Sugiarto, Rio Pamungkas (tewas,red), Anton, dan Iwan berperan sebagai pelaku yang merampok mobil-mobil para korban.
Lalu, Akhmad Kuslan dan Tantowi berperan sebagai penadah barang sekaligus yang mencarikan pembeli mobil-mobil curian tersebut.
Sedangkan, Mamat adalah anggota komplotan yang bertugas memalsukan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan BPKB mobil-mobil hasil rampokan.
Surat-surat tersebut dibuat dengan cara sederhana, yakni hanya menggunakan tinta printer Canon yang kerap digunakan untuk memprint dokumen-dokumen kantor. Mamat menscan blanko STNK asli dan merubah tulisan di dalamnya dengan menggunakan program adobe photoshop di komputer.
"Mirip sekali dengan aslinya," kata Rahmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar