Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Senin, 21 Mei 2012

Tragis! Bayi 16 Bulan Disiksa Tetangga Hingga Tewas


TRIBUNNEWS, BATAM - Muhammad Farhan, bayi 16 bulan korban penyiksaan tetangganya, akhirnya menghembuskan nafas terakhir dalam masa perawatan intensif di ICU RSBP Batam, Minggu (20/5/2012) sekitar pukul 13.30 WIB.
Saat itu, wajah Farhan terlihat begitu tenang dan damai. Tak ada lagi selang-selang alat medis yang menempel di tubuhnya. Dengan hanya mengenakan popok sekali pakai, serta kaki tangan yang terikat kain putih, Farhan dibawa ke kamar jenazah rumah sakit.
Beberapa menit sebelum dinyatakan meninggal dunia, pihak perawat ruang ICU telah panggil dan sampaikan kondisi Farhan yang kian memburuk kepada Tri Maida.
"Sekitar setengah jam lalu saya dipanggil ke dalam. Dijelaskan oleh perawatnya, kondisi Farhan memburuk. Sudah lemah dan tambah kritis. Waktu saya baru keluar ruangan ICU, saya dipanggil lagi dan dibilang sudah meninggal," kata Tri saat ditemui di depan ruang ICU sekitar pukul 13.57 WIB.
Tri Maida adalah istri dari Zulfikar, seorang rekan kerja Jumadi, ayah Farhan. Ketika Farhan dalam kondisi kritis, Tri Maida yang bertugas menjaga di depan ICU. Sementara Zulfikar bersama seorang teman lainnya, Sri, pergi menjenguk Jumadi yang tengah dirawat di Rumah Sakit Camatha Sahidya Mukakuning.
Jumadi yang berusia sekitar 35 tahun itu, mengalami kecelakaan lalulintas pada tanggal 10 Mei lalu. Dan sempat koma beberapa hari. Kini Jumadi telah sadar namun tidak bisa mengingat banyak hal termasuk mengenai anaknya, Farhan.
"Saya tadi baru saja menjenguk bapaknya Farhan. Saya coba tanya tentang anaknya, tapi dia cuma menjawab ada, sama abangnya. Dia seperti orang linglung yang hilang ingatan. Dia belum tahu anaknya sekarang sudah meninggal. Saya tidak tahu bagaimana mau mengatakannya sama dia," tutur Sri berurai air mata ketika bercerita pada petugas kamar jenazah RSBP Batam.
Meninggalnya Farhan cukup membuat Sri terpukul. Pasalnya Sri lah yang sejak awal menjaga Farhan ketika mulai dirawat di RSUP Kepri hingga dirujuk ke RSBP Batam pada Jumat (18/5/2012) sore lalu.
Meski tampak lelah, Sri tetap setia menunggui jasad Farhan. Ketika ditemui Minggu pagi, ia mengaku tak bisa tidur malam sebelumnya karena begitu cemas dengan kondisi anak temannya tersebut. Saat itu, Sri sempat menceritakan perkembangan kondisi Farhan pasca dirujuk ke RSBP Batam.
"Perkembangannya biasa aja. Masih koma, belum sadar. Tapi dari waktu di Pinang kemarin sudah ada sedikit perubahan. Kalau kemarin badannya dedek (Farhan) kejang-kejang sekarang sudah tenang. Sampai sekarang saya belum ketemu dokternya, karena libur mungkin. Waktu Jumat masuknya juga sudah sore kan," papar Sri.
Kejadian ini juga begitu disayangkan Tri Maida. Karena beberapa waktu lalu, ketika Jumadi tengah mencari tempat untuk titipkan Farhan, Tri dan Zulfikar telah tawarkan bantuan. Namun, Jumadi lebih memilih Farhan diasuh tetangganya di Tanjungpinang.
"Farhan ini dititipkan ke tetangganya ini mungkin sudah ada enam bulan. Kita juga tidak tahu apa pertimbangannya. Dulu kita pernah menawarkan supaya kita saja yang merawat Farhan, tapi Jumadi tidak mau," kata Tri yang tinggal di daerah Batuaji tersebut.
Menurut cerita Zulfikar, Jumadi tak memiliki sanak keluarga di Batam maupun Tanjungpinang. Semua yang berkumpul di RSBP Batam saat itu adalah rekan-rekan yang pernah bekerja di satu tempat dengan Jumadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar