Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Kamis, 29 Maret 2012

Polisi: Mahasiswa Daerah Mau Anarkis, Tak Niat Demo


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polda Metro Jaya menengarai kehadiran ratusan mahasiswa daerah tak sekedar berunjuk rasa. Mereka ini diduga akan membuat onar.

"Mereka berkumpul bukan mau unjuk rasa tapi mau anarkis. Mereka dari kumpulan Konami," kata Kepala bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto di Jakarta, Rabu (28/3/2012).
Menurutnya, ratusan mahasiswa Konami berasal dari berbagai kampus di Indonesia. Ada yang berasal dari Kendari, Bogor, Kuningan, Cirebon, Tangerang dan Bekasi.
31 mahasiswa dari ratusan mahasiwa ini sempat ditahan di Polda Metro Jaya. Namun, mereka akhirnya dibebaskan. Mereka dibebaskan dengan pertimbangan unsur pendidikan, dan berusia muda.
"Mereka dibebaskan, tapi sewaktu-waktu kalau proses hukumnya berlanjut bisa dipanggil lagi, dan status mereka tersangka" jelas Rikwanto.
Kasubdit Keamanan Negara Polda Metro Jaya AKBP Daniel Bolly Tifaona menambahkan, 31 mahasiswa dibebaskan setelah ada penjamin dari sanak keluarga mahasiswa dan permohonan tidak dilakukan penahanan.
"Tersangka bebas bersyarat, kena pasal 170 terhadap barang dan orang," paparnya.
Tak Kapok
Rico Pramono, Mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, baru saja mendapatkan pembebasan bersyarat dari polisi. Ia sempat ditahan karena terlibat unjuk rasa di jalan Medan Merdeka Timur, dekat stasiun Gambir, Jakarta.
Mahasiswa angkatan 2009 ini mendapat pembebasan bersyarat setelah polisi mengantongi jaminan dari pihak keluarga. Rico lalu diboyong keluarga kembali ke rumah.
Namun demikian, Rico mengaku, penolakan terhadap kenaikan harga BBM tak akan surut. Ia berencana bergabung dengan rekan-rekannya untuk kembali menolak rencana kenaikan harga BBM.
"Saya enggak kapok meski sudah diamankan," ucap Rico di Mapolda Metro Jaya, Rabu (28/3/2012).
Saat ini Rico berstatus tersangka. Status itu disandang karena terlibat bentrok dengan aparat kepolisian. Rico menyangkal, bentrok bermula dari lemparan batu mahasiswa yang terhimpun dalam wadah Koalisi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami).
"Yang dapat saya pastikan, kekerasan itu bukan dari Konami tapi dari kelompok lain yang ada di belakang. Konami ada di barisan depan," urainya. (Theresia Felisiani)
*Silakan baca edisi selengkapnya dengan klik Tribun Jakarta Digital Newspaper

Penulis: Theresia Felisiani  |  Editor: Willy Widianto  |  Sumber: Tribun Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar