Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Sabtu, 15 Oktober 2011

Persisam Tidak Ikut Kompetisi Liga Prima


TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Jadwal kick off kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) yang bakal digelar 15 Oktober 2011, kemungkinan tidak akan diikuti 14 klub sepakbola yang telah bersepakat. Kesepakatan 14 klub yang tidak ikut kompetisi LPI itu, karena pengurus PSSI yang diketuai Djohar Arifin dan wakilnya Farid Rahman dianggap tidak menjalankan amanah kongres di Bali 22 Januari 2011 lalu.

Kesepakatan ini diungkapkan Direktur Utama PT Putra Samarinda Indonesia Harbiansyah Hanafiah, Jumat (14/10/2011) sore. Ia membeberkan, munculnya penolakan 14 klub yang sepakat untuk tidak ikut kompetisi yang digelar oleh PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), karena dianggap melanggar statuta dan amanah kongres PSSI di Bali.
"14 klub sudah sepaham dan sepakat untuk tidak ikut kompetisi LPI. Karena melanggar amanah kongres dan statuta PSSI. Dalam amanah kongres PSSI di Bali itu, yang berwenang menyelenggarakan kompetisi itu PT Badan Liga bukan PT Liga Prima Indonesia Sportindo," kata Harbiansyah.
Bahkan, sejak dibentuknya PT LPIS para pemilik klub tidak pernah mengetahui hak kepemilikan saham. Klub-klub sepakbola secara otomatis memiliki saham dari PT yang menyelenggarakan kompetisi kasta tertinggi. Menurut Harbiansyah, dari pembagian saham di PT tersebut, 99 persen diserahkan ke klub yang menjadi peserta, sedangkan PSSI hanya mendapatkan 1 persen.
Klub-klub yang jadi peserta, lanjut Harbiansyah, tidak tahu berapa saham klub di PT LPIS. Jangankan klub, anggota Exco saja (Erwin Dwi Budiawan) tidak diberi tahu.
"Waktu rapat kemarin, barulah dipertanyakan. Malah terjadi tawar-menawar pembagian saham yang akan diberikan ke klub. Padahal itu sudah ada aturannya, untuk klub itu 99 persen, untuk PSSI cuma 1 persen," bebernya.
Bahkan, Harbiansyah mengaku ada hal yang aneh dan tertutup, ketika pengurus PSSI memberikan penawaran saham yang akan diberikan ke klub-klub. Dalam pertemuan meeting club kemarin malam, klub-klub ditawari Rp250 juta sampai Rp 1 miliar.
"Teman-teman tidak setuju. Aturan pembagian itu berdasarkan keputusan kongres, jelas 99 persen saham dari PT Liga Indonesia (yang dipimpin Joko Driyono) untuk klub. Pembagiannya, setiap klub dapat Rp 2 miliar. Kok mereka bilang, klub-klub kita biayai. Maksudnya apa? Kita yang capek-capek turunkan Nurdin, dia yang mau enaknya," sindir Harbiansyah.

Editor: Prawira Maulana  |  Sumber: Tribun Kaltim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar