Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Minggu, 09 Oktober 2011

Empat Kecelakaan Terjadi di Tol Cipularang, 1 Tewas





TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Empat kecelakaan kembali terjadi di Tol Cipularang antara Km 90 sampai dengan Km 120.

Kali ini nasib nahas menimpa penumpang mobil pikap, Abas (40), warga Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Ia tewas terimpit badan mobil yang rusak setelah mobil tersebut menabrak bagian belakang truk. Sopirnya, Ujang (31), mengalami luka berat. Kecelakaan tersebut terjadi tepatnya di Km 85.5, Sabtu (8/10/2011) pukul 04.30 WIB.
Kepala Humas PT Jasa Marga Purbaleunyi, Iwan Mulyawan, mengatakan, mobil pikap ini melaju dari arah Jakarta menuju Bandung. Ketika memasuki Km 85, di Desa Cijantung, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, mobil langsung menabrak bagian belakang truk tersebut.
"Kemungkinan supir pikap itu mengantuk sehingga mobil tidak terkendali dan akhirnya menabrak bagian belakang truk di jalur lambat. Jam segitu kan jam-jamnya rawan," katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Ia mengatakan, kedua korban langsung dilarikan ke RSU Efarina Etaham Purwakarta. Di rumah sakit ini, Ujang langsung mendapatkan perawatan intensif di UGD. Mobil pikap yang mengalami rusak berat diderek ke Gerbang Tol Jatiluhur.
Pada pukul 11.50, kecelakaan di Tol Cipularang kembali terjadi, tepatnya di Km 106. Mobil pikap dan mobil Futura, yang sama-sama melaju menuju Jakarta, terlibat kecelakaan. Iwan mengatakan, tidak ada korban akibat kecelakaan tersebut. Kedua kendaraan mengalami rusak ringan.
Menjelang sore, pada pukul 14.30 sebuah mobil boks terguling di Km 71+200. Mobil sedang melaju ke arah Jakarta. Bannya selip dan akhirnya terguling ke bahu jalan. Sopir dan seorang penumpangnya hanya mengalami luka ringan.
Pada jam yang sama, terjadi kecelakaan beruntun di Km 130+600. Sebuah mobil Kijang yang melaju di lajur lambat menuju Bandung tiba-tiba mesinnya mengalami gangguan dan berhenti.
Dua mobil Xenia dan Kijang di belakangnya tidak bisa berhenti mendadak dan akhirnya terjadi tabrakan beruntun.
Iwan mengatakan tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan beruntun ini. Semua korban menyelesaikan masalahnya secara kekeluargaan di tempat kejadian.
Namun, sempat terjadi antrean sampai empat kilometer akibat kejadian ini dan baru 30 menit kemudian jalan tersebut kembali lancar.
Menurut Iwan, pihaknya telah berusaha maksimal untuk membuat peringatan dan melengkapi fasilitas jalan. Namun selengkap apa pun perangkat keamanan yang disediakan di jalan tol tidak akan berguna untuk menunjang keselamatan jika pengguna jalan tol dan kendaraan yang dinaikinya dalam kondisi fisik yang tidak menunjang.
"Selama ini, kecelakaan yang terjadi hampir semuanya diakibatkan oleh human error. Misalnya karena pengemudinya mengantuk, lelah, atau sakit. Kami sudah semaksimal mungkin berusaha mencegah kecelakaan terjadi. Tapi ya, kalau disebabkan human error, susah juga," ujar Iwan.
Polisi Tidur Kecil
Menindaklanjuti kecelakaan yang sering terjadi di Tol Purbaleunyi antara Km 90 sampai Km 120, Iwan mengatakan pihaknya telah membuat alat pembatas kecepatan di sejumlah titik sebelum memasuki daerah rawan kecelakaan.
Alat pembatas kecepatan yang disebut dengan nama rubber street atau traffic bump ini berbentuk seperti deretan polisi tidur berukuran kecil.
"Jadi pengendara akan tersadar atau tidak mengantuk ketika ban mobilnya mengenai rubber street ini. Kejutan kecil. Makanya, alat pembatas kecepatan ini ditempatkan di beberapa titik sebelum memasuki ruas jalan yang rawan kecelakaan. Di antaranya di Km 93, Km 103, dan Km 116. Antara Km 90 sampai Km 100 pun telah dipasang sejumlah rambu berukuran besar sehingga pengendara tersadar kalau daerah itu rawan kecelakaan," katanya.

Editor: Anwar Sadat Guna  |  Sumber: Tribun Jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar