Meski telah mengetahui dan memantau keberadaannya, Indonesia tidak bisa menangkap dan membawa pulang buronan KPK, M Nazaruddin, dikarenakan hukum internasional yang berlaku di negara tersebut.
Diduga Nazaruddin tinggal di negara tersebut menggunakan identitas palsu. Sebab, seharusnya kepolisian setempat bisa menangkapnya jika menggunakan identitas asli yang telah dimasukkan ke daftar buronan Interpol.
"Dia (pemerintah tempat Nazaruddin) mengatakan bahwa tidak ada pendatang ilegal (Nazaruddin) ke sini. Berarti kan menggunakan identitas palsu tadi," ujar Kabareskrim Polri Irjen (Pol) Sutarman di Mabes Polri, Jumat (29/7/2011).
Selain diplomasi, kepolisian Indonesia telah mengirimkan data diri disertai DNA Nazaruddin ke kepolisian setempat. Pengiriman DNA Nazaruddin tersebut dikarenakan kepolisian Indonesia merasa bahwa orang yang dicarinya ada di negara tersebut.
"Orang itu ada di situ, dengan ciri-ciri seperti itu. Kita kirim fotonya, DNA kita kirim, sidik jari kita kirim, screen wajahnya juga kita kirim," ungkap Sutarman.
Atas pengiriman data diri dan DNA tersebut, bagaimana respon pemerintah negara tempat persembunyian Nazaruddin itu? "Katanya akan membantu."
Sutarman mengaku belum tahu, nama dan negara yang digunakan Nazaruddin untuk memalsukan identitasnya itu.
Ia memastikan tim Polri terus memantau dan mengikuti pergerakan Nazaruddin kendati keluar dari negara yang saat ini ditempatinya. "Kemungkinan keluar, kita akan ikuti. Jadi, negara itu tidak melihat memalsukannnya di negara mana. Yang jelas, dia punya identitas dan dia bisa masuk negara itu," tukasnya.
Penulis: Abdul Qodir | Editor: Johnson Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar