Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Sabtu, 30 Juli 2011

Ayah-Ibu dan Keysia Tewas Tergorok Dalam Satu Kamar





TRIBUNNEWS.COM, BANJARAN - Nasib tragis menimpa pasangan suami istri Apo Sumarna (66) dan Eulis Yeti (62). Keduanya bersama Keysia (5), cucu perempuannya, ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Jalan Raya Banjaran, RT 03/03, Kampung Pengkolan, Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (29/7/2011) sekitar pukul 15.30 WIB.


Ketiga korban tewas dengan luka gorok di leher. Kondisi jasad ketiga korban sendiri sudah menebar bau busuk. Diduga ketiganya sudah tewas lebih dari empat hari lalu. Halaman rumah korban yang cukup luas dan pintu serta jendela rumah yang tertutup rapat, membuat dari luar bau busuk itu tak tercium.

Ketiga korban baru ditemukan kemarin sore setelah Agus, seorang anak korban, datang dari Kalimantan hendak menemui ayah dan ibunya. Menurut Agus, sejak enam hari lalu ia menelepon ke rumah dan ponsel ayahnya, tapi tak ada jawaban. Ia kemudian memutuskan berangkat dari Kalimantan menuju Banjaran.
Ketika tiba di rumah ayahnya, Agus mendapati pintu pagar dalam keadaan digembok. Ia pun kemudian menemui Ketua RT setempat, Udung. Bersama Udung, Agus kemudian memanjat pagar dan menghampiri pintu depan rumah tersebut.

Dari sinilah mulai tercium bau busuk. Sementara dari balik kaca jendela terlihat banyak lalat beterbangan. Agus bersama Udung kemudian melaporkan penemuan mencurigakan ini ke aparat Polsek Banjaran. Bersama polisi, Agus dan Udung kemudian mendobrak pintu rumah berhalaman luas tersebut.

Alangkah kagetnya Agus, ternyata di dalam rumah itu ia mendapati ayah, ibu, dan Keysia, anaknya telah menjadi mayat. Ketiganya ditemukan terkumpul di satu kamar di rumah tersebut. Namun melihat dari ceceran darah, kuat dugaan Apo dihabisi di ruang tamu lalu diseret dan dikumpulkan bersama istri dan cucunya di sebuah kamar di rumah tersebut.

Saat ditemukan kondisi ketiga korban sangat mengenaskan. Semua korban mengalami luka gorok di leher. Karena diduga sudah tewas lebih dari empat hari lalu, jasad ketiga korban sudah dikerubungi lalat dan menebar bau busuk.

Kontan saja penemuan ini membuat geger warga Banjaran. Terlebih, rumah korban berjarak hanya beberapa puluh meter dari Alun-alun Banjaran. Petugas identifikasi dari Polres Bandung pun segera tiba di lokasi dan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dari hasil olah TKP, diketahui mobil Suzuki Karimun milik korban telah raib dari garasi rumah tersebut. Ketika ditemukan Apo tengah mengenakan kain sarung, sedangkan Eulis mengenakan daster. Melihat pada pakaian yang dikenakan korban, kuat dugaan pembantaian ini dilakukan malam hari.

Menurut Ny Yuyun, pedagang rokok di depan rumah korban, lima hari lalu Apo diketahui sempat membeli pulsa di sebuah gerai di Jalan Raya Banjaran. Saat itu, kata Yuyun, pria bertubuh sedang itu terlihat sehat dan tersenyum.

"Setelah itu saya nggak pernah melihatnya lagi. Setiap hari, rumahnya memang sepi. Lagipula di sini kan bukan perumahan, di samping kiri kanannya bengkel dan ruko, jadi nggak teperhatikan," kata Yuyun di Banjaran, kemarin.

Apo bersama istrinya baru sebulan tinggal di rumah itu. Sebelumnya rumah milik korban dikontrakkan ke Kantor Perum Pegadaian. Namun sejak enam bulan lalu, kontrakannya habis. Dan sejak sebulan terakhir, kembali ditempati oleh Apo beserta istri, dan seorang cucunya.

Saat melakukan olah TKP, polisi tidak menemukan kerusakan pada pintu, jendela, maupun ornamen lain di rumah korban. Mencermati hal ini, kuat dugaan pelaku dan korban sudah saling mengenal. Terlebih saat itu warga tak ada yang mendengar suara mencurigakan dari dalam rumah korban.

Kapolres Bandung AKBP Soni Sonjaya yang terjun langsung ke TKP mengatakan, pihaknya masih menyelidiki dan mengembangkan kasus ini. Soni membenarkan, mobil Suzuki Karimun milik korban diketahui raib dari tempatnya. Namun Soni enggan berspekulasi, apakah motif pembantaian ini perampokan atau bukan.

Menurut Soni, kasus pembunuhan ini diduga sudah direncanakan oleh pelaku. Dan dari hasil olah TKP, kuat dugaan pelaku lebih dari satu orang. Disinggung apakah pelaku merupakan orang dekat korban, Soni enggan berspekulasi.

"Yang jelas kita masih mengembangkan kasus ini. Mohon doanya saja mudah-mudahan pelakunya bisa segera tertangkap," kata Soni, semalam.

Kasus pembunuhan ini membuat heboh warga Banjaran. Ribuan orang tumplek blek di sekitar rumah korban. Kondisi ini mengakibatkan arus lalu lintas di Jalan Raya Banjaran macet parah hingga asepanjang 1 km. Hingga pukul 22.00 semalam, massa masih berkerumum di sekitar lokasi kejadian.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom  |  Sumber: Tribun Jabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar