REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY, WILAYAH PALESTINA -- Sayap militer Hamas,
Rabu malam mengatakan pihaknya sepakat untuk melakukan gencatan senjata
dengan Israel setelah tiga hari saling melontarkan serangan di dan
sekitar Gaza. Gencatan senjata ini diprakarsasi oleh Mesir.
"Menanggapi
upaya Mesir untuk mencoba dan menghentikan agresi kepada rakyat kami,
kita di Al-Qassam dan semua faksi perlawanan menyatakan komitmen untuk
menghentikan putaran konfrontasi, selama (Israel) berkomitmen untuk
menghentikan kejahatannya," kata satu pernyataan dari Brigade Ezzedine
al-Qassam.
Pernyataan itu muncul setelah tiga hari pertumpahan
darah di dan sekitar Gaza, di mana delapan orang Palestina tewas
sementara gerilyawan menembakkan puluhan roket ke negara Yahudi, salah
satunya menghantam sebuah pos polisi perbatasan yang melukai empat
orang.
Brigade Ezzedine al-Qassam mencatat dalam pernyataannya
telah menembakkan 96 roket dan sembilan mortir ke negara Yahudi selama
gelombang kekerasan baru-baru ini.
"Konfrontasi kami dengan
musuh dalam putaran ini adalah pada tingkat rendah dan hanya sebuah
tanggapan, ini adalah pesan bahwa pemimpin (Israel) harus memahami
dengan baik," tambah Al-Qassam dalam pernyataan itu.
Para
gerilyawan dari sayap bersenjata Hamas yang berkuasa di Gaza Selasa
mengatakan mereka telah menembakkan 10 roket Grad ke Israel dalam satu
pameran kekuatan langka setelah serangan udara Israel menewaskan enam
orang.
"Ini adalah jawaban kami terhadap kejahatan Zionis. Ini
akan terus terjadi jika mereka melakukan serangan lebih lanjut terhadap
Gaza," kata satu pernyataan, dengan juru bicara mengkonfirmasikan itu
adalah pertama kalinya mereka menembakkan lagi roket jarak jauhnya ke
Israel sejak April 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar