REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ledakan mengguncang sebuah tempat pembuangan
amunisi di Rusia tengah, Rabu, menewaskan enam prajurit dan mencederai
empat lain, kata kantor berita RIA mengutip seorang aparat penegak
hukum.
Peristiwa itu terjadi di fasilitas Mulino, sekitar 360
kilometer sebelah timur Moskow, ketika amunisi yang telah kadaluwarsa
meledak pada saat dibawa oleh sekelompok prajurit.
Ledakan-ledakan
terjadi di sejumlah gudang amunisi militer Rusia dan para pengecam
menyebut penyebabnya adalah kelalaian atau kekurangpatuhan pada
peraturan, lebih dari 20 tahun setelah runtuhnya Uni Sovyet.
Kebakaran
pada Juni di sebuah gudang amunisi di daerah sebelah timur Moskow
menewaskan dua orang dan mencederai lebih dari 40. Pada Agustus, enam
prajurit tewas dan 12 lain cedera dalam ledakan di sebuah gudang
amunisi.
Ledakan-ledakan yang memperburuk citra militer Rusia itu
terjadi ketika Kremlin berusaha mengatasi gerilyawan muslim di
Kaukasus, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi
separatis di Chechnya. Kekerasan dari Chechnya itu bahkan meluas ke
Moskow.
Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang
pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia
Domodedovo pada Januari 2011.
Serangan itu membuat Presiden
Rusia Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat
menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.
Pemboman
bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus yang
melancarkan serangan-serangan di Chechnya dan wilayah lain yang
berpenduduk muslim di Kaukasus Utara.
Amerika Serikat memasukkan
Emirat Kaukasus ke dalam daftar kelompok teroris karena
serangan-serangannya dalam upaya mengusir pemerintah Rusia dari kawasan
Kaukasus Utara.
Emirat Kaukasus, yang juga dikenal sebagai Imarat
Kavkaz atau IK, dituduh melakukan banyak serangan yang mencakup
serangan terhadap kereta-api Rusia berkecepatan tinggi pada November
2009 dan pemboman bunuh diri di luar Kementerian Dalam Negeri Chechnya
pada Mei 2009, kata kementerian AS.
AS juga menawarkan hadiah lima juta dolar bagi informasi yang mengarah pada lokasi pemimpin kelompok tersebut, Doku Umarov.
Dalam
rekaman video yang dipasang pada Februari 2011, Umarov mengatakan,
Rusia akan menghadapi "tahun darah dan air mata" jika mereka menolak
meninggalkan wilayah-wilayah Kaukasus Utara, dan dalam wawancara
terpisah pada Mei 2011 ia mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin Al-Qaida
Osama bin Laden tidak akan menghentikan perjuangan muslim garis keras.
Kekerasan
berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana
gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi
jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan
hukum sharia.
Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut
Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat
kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.
Dagestan
berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi
kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas
muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak
hukum dan pejabat pemerintah.
Serangan-serangan telah membuat
Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah
tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di
Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar