Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Minggu, 26 Mei 2013

Luthfi Kurang Bergaul dengan Warga Sekitar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq ternyata dikenal kurang bergaul dengan warga sekitar rumahnya.

Bambang Subekti, suami Ketua RT setempat, menceritakan, awalnya Luthfi dan Astika bersama enam anaknya menempati rumah bernomor 11 di atas lahan seluas 470 meter persegi sejak 1998 hingga 2001.
Luthfi membeli rumah tersebut dari anggota AURI bernama Haris Suwardi seharga Rp 250 juta pada saat krisis moneter 1998.
"Waktu beli, kalau enggak salah dia (Luthfi) sudah jadi pengurus, jadi sekjen atau bendahara partai," kata Bambang.
"Awal menempati tahun 98. Setelah dibeli, rumahnya sempat direnovasi. Awalnya anaknya baru enam, terakhir saya dengar sudah 11 anak dari Astika ini," tuturnya.
Seingat Bambang, Luthfi terbilang warga yang kurang berbaur dan bersosialisasi dengan warga sekitar saat menempati rumah besarnya itu. "Kalau Pak Luthfi paling juga bergaulnya sama saya saja. Bu Tika enggak (bergaul) juga. Enggak ada ikut arisan atau kumpul ibu-ibu. Pas hari Lebaran juga enggak pernah silturahmi ke tetangga," terangnya," kata Bambang.
Pada saat menjadi warga setempat, Luthfi dikenal sebagai penerjemah bahasa Arab dan mengelola sebuah yayasan yang bergerak di bidang peningkatan kepala sekolah TK. "Memang sebelumnya dia sudah jadi penerjemah bahasa Arab, cuma ngajarnya orang yang jenggotnya panjang saja, mungkin teman-teman partainya. Waktu buat yayasannya enggak laporan," paparnya.
Dalam catatan biografinya, Luthfi Hasan Ishaaq pernah menjadi Direktur PT Sirat Inti Buana, Public Realition Islamic Org Union, dan penterjemah Institute Policy Studies.
Sepengetahuan Bambang, kini aset-aset seperti yayasan, salon, rumah makan, dan rumah kontrakan yang ditinggalkan oleh Luthfi dimiliki dan dikelola oleh Astika.
Bambang menambahkan, dirinya sempat bertemua dengan Luthfi pada beberapa hari sebelum orang nomor satu PKS itu ditangkap di kantor partainya. "Sebelum ditangkap, saya ketemu Pak Lutfi waktu dia Jumatan di masjid di sini," ujarnya.
"Waktu saya ngobrol soal Afganistan. Kan dia pernah dari sana. Saya juga bilang (menyindir) ke dia, masa' wakil rakyat enggak pernah turun ke rakyat di sini," tambahnya.
Seingat Bambang, PKS meraih suara minim di wilayahnya pada saat Pemilu 2009 kendati saat itu Luthfi menjadi petinggi partai di daerahnya sendiri. "Iya sosialisasinya kurang bagus," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar