Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 07 Desember 2012

Satgas Pamtas Temukan Perambahan Hutan di Taman Nasional Malinau

REPUBLIKA.CO.ID,NUNUKAN--Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) TNI AD Batalion 407 Padmakusuma menduga terjadi perambahan hutan di kawasan Taman Nasional Kabupaten Malinau dimulai dari hutan wilayah Sarawak Malaysia.

Makanya, Satgas Pamtas akan melakukan pengecekan lewat udara dan darat di wilayah tersebut, kata Komandan Satgas Pamtas Batalion 407 Padmakusuma, Mayor Inf Ari Aryanto di Nunukan, Kamis (6/12).

"Penemuan dugaan terjadinya perambahan hutan hingga memasuki wilayah Indonesia itu pada saat "line over" selama lima jam di atas Taman Nasional Kabupaten Malinau, 30 Nopember (2012) lalu," kata dia.

Ari Aryanto mengatakan pantauan patok perbatasan melalui udara itu dilakukan setelah ditemukan penggundulan hutan di wilayah Sarawak Malaysia tepatnya di kawasan "blank spot" yang diduga melewati tapal batas memasuki Long Iken sepanjang Sungai Iwan Kabupaten Malinau.

Dari tiga titik yang ditemukan terjadi perambahan hutan itu, dia mengatakan, bagian tengah sekitar Long Iken sepanjang jalur Sungai Iwan yang paling parah dan di kasawan itulah yang diduga kuat telah memasuki wilayah Indonesia.

Sementara, lanjut dia, pos penjagaan perbatasan dari wilayah Long Iken Kabupaten Malinau jaraknya sekitar 70 kilometer yaitu di Long Metun dan sangat sulit menjangkau kawasan itu akbat tidak adanya akses jalan.

"Tapi baru kemungkinan, makanya kita mau pastikan apakah benar telah memasuki wilayah Indonesia. Pantauan melalui udara ini adalah untuk memastikan," ujarnya.

Menurut Ari Aryanto, jika memperhatikan dari GPS (Global Positioning System) pesawat Susi Air tampaknya perambahan hutan tersebut telah melampaui tapal batas Indonesia-Malaysia.

"Dengan adanya dugaan ini maka saya laporkan dan membuat surat kepada Kolapops (Komando Lapangan Operasi) untuk melakukan patroli atau pantauan lewat udara karena tidak ada akses darat," sebut Ari Ariyanto saat ditemui di ruang kerjanya.

Selain pemantauan melalui udara, dia melanjutkan juga akan melakukan pantauan melalui jalur darat dengan melewati jalur sungai untuk mengecek kebenaran apakah benar telah merambah masuk ke wilayah Indonesia.

Perambahan tersebut memang berlangsung di wilayah Sarawak Malaysia dan diduga telah memasuki Kawasan Taman Nasional di Long Pujungan Kabupaten Malinau, katanya.

Ia mengakui pantauan lewat GPS pesawat Susi Air setelah ditransper masuk ke UTM (Universal Tranverse Mercator) ada sedikit perbedaan, sehingga memang perlu melakukan pengecekan melalui darat.

"Yang jelas kalau dilihat dari udara, kawasan itu sudah gundul mulai dari Sarawak (Malaysia) dan diduga telah memasuki wilayah Indonesia," ujar Ari Aryanto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar