Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Minggu, 02 Desember 2012

Ringan Tangan dan Pungli, Siswa Desak Kepala Sekolah Mundur

TRIBUNNEWS.COM, POLEWALI MANDAR - Ratusan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Sabtu (1/12/2012) pagi kembali melakukan aksi mogok belajar.
Para siswa kembali memprotes kepemimpinan kepala sekolah yang dinilai ringan tangan dan kerap melakukan tindak kekerasan dalam mendidik siswanya.
Maraknya berbagai pungutan liar di sekolah juga mendapat protes para siswa dan orangtua mereka. Para siswa yang kesal bahkan nekat mengeluarkan meja dan kursi dari ruang kelas sebagai bentuk protes. Para siswa bahkan mengancam akan terus mogok belajar hingga kepala sekolah mereka diganti.
Ratusan siswa-siswi MAN 2 Matakali ini, sejak tadi pagi menolak masuk dan mogok belajar belajar. Mereka memilih tidak masuk kelas dan berkumpul di teras sambil terus berorasi menuntut kepala sekolah mundur dari jabatannya.
Selain protes kepada kepala sekolah yang arogan dan ringan tangan terhadap siswa, serta memprotes maraknya pungutan liar di sekolah yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, para siswa juga menilai kepala sekolah tidak transparan mengelola anggaran sekolah. Ini yang membuat para siswa tambah kesal. Mereka meminta kepala sekolah segera digantikan dengan yang berjiwa pendidik dan tidak gemar melakukan pungutan liar, yang membebani siswa dan orangtua.
Untuk melampiaskan kekesalannya, ratusan siswa membanting kursi dan meja dalam kelas, bahkan nekat mengeluarkan seluruh meja dan kursi dari ruang kelas, dan menyegel ruang kelas. Akibatnya aktivitas belajar mengajar di sekolah ini lumpuh total. Sebagian siswa asyik memainkan handphone, laptop dan mendengarkan musik untuk mencari kegiatan, sebagian lagi memilih pulang.
Sayangnya tidak satupun guru dan staf MAN 2 yang mau berkomentar terkait aksi mogok belajar yang dilakukaan para siswa, sementara kepala sekolah tidak berada di tempat.
"Kami akan terus melancarkan aksi protes sampai tuntutan kami dipenuhi. Pokoknya kami tidak menerima cara-cara kekerasan diterapkan di sekolah sekalipun itu alasan untuk mendidik," ujar Abdul Rahim, salah satu siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar