TRIBUNNEWS.COM,BALIKPAPAN -
Apes nasib keluarga Muksan, warga Jalan Prapatan, Balikpapan Selatan.
Polisi gadungan berhasil mengerjai keluarganya melalui telepon. Alhasil, uang sebanyak Rp 10 juta ludes tak ketahuan rimbanya.
Ditemui di kantor Polres Balikpapan, Muksan yang datang bersama sang istri menuturkan peristiwa yang menguras tabungannya. Selasa (9/10/12) sekitar pukul 5.30 sang istri menerima telepon dari seorang yang mengaku polisi dari jajaran narkoba.
Mereka menangkap sang adik yang bernama Eri. Kebetulan, sang adik sedang berada di lokasi kerja di kawasan Batu Licin, Kalimantan Selatan.
"Orang yang mengaku polisi itu bilang, baru saja menangkap Eri karena
membawa narkoba. Mereka juga memperdengarkan suara seperti orang kesakitan yang kami dengar seperti suara Eri. Saat itu, mereka mengajukan opsi untuk membebaskan Eri dengan membayar Rp 5 juta.
Kami sekeluarga pun langsung panik dan mengiyakan permintaan mereka. Apalagi orang tua saya, langsung panik," ujar Muksan.
Dari situ permintaan pun berlanjut. Sampai akhirnya Muksan mengirim Rp 5 juta lagi, yang kata si penelpon untuk komandan mereka. Begitu, meminta lagi untuk ketiga kalinya, Muksan mulai merasa ada yang tidak beres, sehingga tidak menurutinya.
Polisi gadungan berhasil mengerjai keluarganya melalui telepon. Alhasil, uang sebanyak Rp 10 juta ludes tak ketahuan rimbanya.
Ditemui di kantor Polres Balikpapan, Muksan yang datang bersama sang istri menuturkan peristiwa yang menguras tabungannya. Selasa (9/10/12) sekitar pukul 5.30 sang istri menerima telepon dari seorang yang mengaku polisi dari jajaran narkoba.
Mereka menangkap sang adik yang bernama Eri. Kebetulan, sang adik sedang berada di lokasi kerja di kawasan Batu Licin, Kalimantan Selatan.
"Orang yang mengaku polisi itu bilang, baru saja menangkap Eri karena
membawa narkoba. Mereka juga memperdengarkan suara seperti orang kesakitan yang kami dengar seperti suara Eri. Saat itu, mereka mengajukan opsi untuk membebaskan Eri dengan membayar Rp 5 juta.
Kami sekeluarga pun langsung panik dan mengiyakan permintaan mereka. Apalagi orang tua saya, langsung panik," ujar Muksan.
Dari situ permintaan pun berlanjut. Sampai akhirnya Muksan mengirim Rp 5 juta lagi, yang kata si penelpon untuk komandan mereka. Begitu, meminta lagi untuk ketiga kalinya, Muksan mulai merasa ada yang tidak beres, sehingga tidak menurutinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar