Nur menemukannya di kebun buah naga, Jl Plamboyan RT 66, Batu Ampar, ketika sedang mencangkul.
Sebagai pekerja di perkebunan tersebut, Wahid biasa membersihkan dan mencangkul di kebun tersebut. Saat cangkul menyentuh benda padat, ia berhenti dan kaget melihat proyektil ukuran 38 cm dengan diameter 8.
"Saat saya temukan tidak pernah saya pindahkan tempatkan. Awalnya saya biarkan saja, tapi akhirnya saya khawatir bila nanti dimainin oleh anak-anak dan meledak," ungkap Nur Wahid.
Proyektil yang masih aktif, dan memiliki sayap diekornya, dan tuas peledak di ujungnya berwarna putih, diduga berasal dari zaman Perang Dunia II, milik pesawat Jepang yang dijatuhkan untuk menyerang sekutu.
Proyektir yang masih aktif ini, dikarenakan saat dijatuhkan, posisinya tidak dalam posisi yang mendorong tuasnya untuk memicu ledakan.
"Proyektil ini masih aktif dan berbahanya, jarak ledaknya kira-kira mencapai 100 meter," kata Brigadir Joni Rustiono,dari kesatuan Brimobda Kaltim.
Selain itu, pihak Polres juga mengimbau, agar masyarakat bila menemukan proyektir atau sejenis, sebaiknya melaporkan langsung pada pihak berwajib, agar dapat segera ditangani, dan tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan.
Editor: Anwar Sadat Guna | Sumber: Tribun Kaltim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar