Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Kamis, 03 November 2011

25 Perusahaan Timah Sepakat Tahan Ekspor





TRIBUNNEWS.COM, , BANGKA -- Sebanyak 25 perusahaan peleburan timah dari 28 perusahaan yang memiliki eksportir terdaftar (ET) balok timah dari Bangka Belitung membentuk Indonesia Tin Asociation (ITA) sebagai cikal bakal Bangka Belitung (Babel) Tin Market. Penundan ekspor balok timah diputuskan juga berlanjut hingga akhir tahun.

Seluruh pemegang ET di Bangka Belitung termasuk PT Timah Tbk dan PT Koba Tin serta perwakilan perusahaan peleburan swasta membahas rencana kembali melanjutkan penundaan ekspor dan rencana pembentukan Bangka Belitung tin market. Pertemuan difasilitasi oleh Gubernur Bangka Belitung, Eko Maulana Ali di Novotel Bangka, Rabut (2/11/2011) malam.
Gubernur Bangka Belitung, Eko Maulana Ali mengatakan pihaknya segera memenuhi regulasi dari kesepakatan dari pertemuan tersebut. Kesepakatan antara lain adalah melanjutkan penundaan ekspor hingga akhir tahun dan membentuk asosiasi yang bernama Indonesia Tin Asociation (ITA) yang kemudian dituntut untuk segera merumuskan Babel Tin Market.
"Untuk penundaan ekspor ini berlaku untuk seluruh perusahaan, namun ada sedikit toleransi untuk PT Timah Tbk sebagai perusahaan negara. Mereka miliki kontrak dan itu kita pertimbangkan untuk dipenuhi dengan catatan volume 40 persen dari total produksi mereka," kata Eko.
Persetujuan dilakukan oleh 25 perusahaan dari 28 perusahaan yang memiliki ET di Bangka Belitung. Bagi perusahaan yang melanggar, asosiasi akan merekomendasikan untuk Gubernur mempertimbangkan kembali izin perusahaan. "Saya akan segera menghadap menteri untuk membahas hal ini," kata Eko Maulana.
"Kita sepakat asosiasi untuk mengkoordinasi, smelter di Bangka Belitung lebih baik. Nilai tambah yang besar, sudah disepakati pula," kata Hidayat Arsani yagn terpilih menjadi Ketua Umum ITA.
Sementara Wachid Usman yang pada kesempatan itu diwakili oleh Direktur PT Tambang
Timah I Gede Ari putra dibebani untuk membentuk Ketua Pembentukan Babel Tin market.
pengamat pertimahan yang juga pengusaha timah, Sutomo Gunawan langkah ini dilakukan adalah untuk mengendalikan harga yang dimainkan trader atau van manager di busa London Metal Exchange. Dimana harga timah terus jatuh dan dinilai para pengsuaha dibawah biaya produksi mereka.
Tarik ulur treder membuat harga timah tidak terangkat dalam satu bulan terakhir. Sampai saat ini di LME harga masih berkutat pada 21.525 US Dollar per metrik ton dengan kondisi stok 16.120 ton.
"Kebutuhan 16 ribu ton itu hanya kebutuhan untuk dua minggu saja. Kalau pengusaha di Babel mau menahan lebih lama, pasti harga akan nai. APalagi didukung dengan posisi produksi akan menurun pada musim hujan ini," katanya.
Sutomo mengatakan saat ini, kebutuhan dunia sebagian besar dipasok oleh Indonesia
yakni dari Bangka Belitung. Sehingga harus diambil kebijakan Bangka Belitung harus mengambil alih penentuan harga.
"Tentunya tidak mau kita didikte oleh yang namanya LME. Jika kita kompak menunda
ekspor, opara user akan mencari kita, kita membentuk Babel Tin Market, menentukan
harga sendiri," ujarnya.

Editor: Prawira Maulana  |  Sumber: Bangka Pos

Tidak ada komentar:

Posting Komentar