REPUBLIKA.CO.ID, KABUL---Intelijen Afghanistan menuduh mata-mata
Pakistan terlibat dalam peracunan siswi sekolah di wilayah utara negara
itu.
Sedikitnya 15 tersangka ditangkap dalam kaitan dengan kasus
penyakit misterius itu, yang biasanya mengakibatkan korban tidak
sadarkan diri. Peracunan itu menimpa puluhan anak sekolah di provinsi
Takhar hampir setiap hari selama dua pekan terakhir.
"Badan intelijen, ISI, mendalangi serangan itu. Mereka berusaha
menyabotase Konferensi Shanghai dan keberhasilan pendidikan
Afghanistan," kata juru bicara Direktorat Keamanan Nasional Lutfullah
Mashal.
Badan Intelijen Pakistan ISI dikecam kalangan luas di Afghanistan
dengan tuduhan mengobarkan pemberontakan Taliban karena hubungan
historis mereka dengan milisi garis keras itu, yang berkuasa di
Afghanistan dari 1996 hingga 2001.
Baik Afghanistan maupun Pakistan menghadiri pertemuan puncak
Organisasi Kerja Sama Shanghai pekan ini di Beijing sebagai pengamat.
Seorang guru dan tiga siswi termasuk diantara 15 orang yang ditangkap
dalam kasus itu, dan mereka semua mengakui terlibat dalam peracunan
tersebut, kata Mashal.
ISI membantah tuduhan Afghanistan itu sebagai "konyol dan tidak masuk akal".
"Ini upaya untuk mempertegang hubungan antara kedua negara. Pakistan
ingin perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. Sebuah Afghanistan yang
damai dan stabil merupakan kepentingan kami," kata seorang pejabat
intelijen Pakistan kepada AFP.
Lebih dari 120 siswi dan tiga guru diracun pada Mei di provinsi
Takhar, Afghanistan utara. Polisi mengatakan bahwa kelompok radikal yang
menentang pendidikan bagi perempuan menggunakan bubuk beracun tak
dikenal untuk mencemari udara di ruangan-ruangan kelas.
Para April, 150 siswi juga keracunan di provinsi Takhar setelah mereka meminum air yang dicemari.
Badan intelijen Afghanistan, Direktorat Keamanan Nasional (NDS),
mengatakan, Taliban tampaknya berniat menutup sekolah-sekolah putri
semacam itu menjelang penarikan pasukan tempur asing pada 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar