Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Jumat, 28 Desember 2012

Banjir Terjang Ratusan Rumah di Madiun

TRIBUNNEWS.COM, MADIUN - Ratusan rumah warga di Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri serta Desa Dimong dan Desa Tulungrejo, Kecamatan Madiun teredam banjir setinggi antara 50 sentimeter hingga 1 meter, Kamis (27/12/2012) malam.

Banjir kiriman dari hutan dan lereng Gunung Wilis itu, disebabkan menyempitnya sungai Wuluh dan Sungai Kunci yang melintas di Desa Ngadirejo itu. Ratusan warga sibuk menyelamatkan barang-barang berharganya untuk diletakkan di atas mejar dan almari untuk barang-barang elektronik. Sedangkan untuk motor dinaikkan di atas kayu atau meja yang ada di rumah itu.
Salah seorang warga yang rumahnya terendam banjir, Sri Waluyo (67) warga RT 24, RW 11, Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri mengaku jika banjir yang masuk ke dalam rumahnya mendadak. Hal itulah yang menyebabkan warga di sekitar rumahnya sempat teriak-teriak banjir dan menyelamatkan diri. Pasalnya, banjir datang dalam kondisi besar seperti air bah yang meluap.
"Karena tadi banjir langsung masuk rumah, warga sebagian berusaha ke jalan raya untuk menyelamatkan diri," terangnya kepada Surya, Kamis (27/12/2012).
Hal yang sama disampaikan, Purwanto (36). Menurutnya, banjir meluap disebabkan luapan sungai Kunci dan sungai Wuluh yang melintas di perkampungannya.
Menurutnya, banjir setinggi 50 sentimeter yang masuk ke rumah warga sejak 2 tahun terakhir sudah tak pernah terjadi. Akan tetapi, banjir kali ini tergolong lebih besar dibandingkan banjir-banjir sebelumnya.
"Ini banjir terbesar selama kami tinggal di perkampungan ini. Kini mulai agak surut tetapi kami takut banjir susulan. Makanya semalam ini saya tidak akan tidur," imbuhnya.
Sedangkan banjir yang melanda rumah pasangan suami istri, Mbah Sakinem (83) dan Mbah Sukirman (86) tak menyurutkan pasangan suami istri ini untuk beranjak ke rumahnya. Bahkan, saat petugas Tagana Kabupaten Madiun berusaha mengevakuasinya dari pembaringannya, keduanya tak mau beranjak dari rumahnya.
"Ya, biar saya di rumah saja. Kan tahun-tahun sebelumnya juga banjir meski tak setinggi sekarang ini. Biar kami tetap terjaga di atas kasur kami ini berdua," ucap Sukirman.
Sementara, salah seorang petugas Tagana Kabupaten Madiun, Didik Setyanto menjelaskan untuk rumah warga yang terendam banjir di RT 24 dan RT 25, RW 11, Dusun Pojok, Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri masih tercatat sebanyak 40 sampai 50 Kepala Keluarga (KK). Namun, pihaknya masih terus berjaga di lokasi untuk tetap menjaga kondisi banjir sampai surut sembari mendata rumah korban yang terendam banjir.
"Untuk data semetara di Desa Ngadirejo ada 40 KK yang terendam banjir. Tetapi biasanya air banjir pindah ke Desa Tulungrejo dan Desa Dimong, Kecamatan Madiun hingga masuk ke Kecamatan Balerejo. Setiap tahun kondisinya banjir mengalir ke Kecamatan Madiun dan Balerejo," paparnya.
Sementara, Kepala Bakesbangpol Linmas Pemkab Madiun, Kurnia Amrullah menegaskan jika perahu karet sudah diterjunkan untuk mengevakuasi warga yang hendak menyeberang menuju kampung lainnya. Selain itu, rencananya warga dan petugas akan melaksanakan kerja bakti Jumat (28/12/2012) pagi untuk mengeruk pendangkalan di Sungai Wuluh dan Sungai Kunci agar tidak terjadi banjir ulang.
"Banjir memang sangat mendadak dan membuat warga was-was keluar rumah tadi. Karena biasanya banjir datang air datang naik pelang-pelan, tetapi tadi air datang langsung menutup akses jalan alternatif dan masuk rumah perkampungan warga. Itulah yang membuat warga panik.
Beruntung Tagana, petugas BPBD, dan Bakesbangpol Linmas langsung datang ke lokasi untuk memberikan pertolongan buat warga. Tetapi biasanya dalam waktu 3 sampai 4 jam air banjir akan surut sediri," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar