TRIBUNNEWS.COM, KLATEN
- Hujan deras disertai angin kencang dan petir, Jumat (2/11/2012)
petang, menerjang Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah.
Sebuah menara warnet setinggi 40 meter roboh menimpa sebuah rumah, sementara sejumlah rumah mengalami kerusakan ringan karena atapnya beterbangan.
"Suaranya kencang sekali. Rumah bergetar, saya kira gempa lagi," kata R Purwanto (68), pemilik rumah yang kejatuhan menara.
Menurut dia, sekitar pukul 19.00 tadi hujan deras turun disertai angin kencang dan petir.
"Kami baru pulang dari gereja terus makan bersama. Tiba tiba terdengar suara sangat keras dan listrik langsung padam. Rumah bergetar seperti gempa. Anak-anak ketakutan," kata Indarni (61), istri Purwanto.
Trauma akan gempa memang masih dirasakan warga Banyuripan ini. Sebab, rumahnya juga hancur waktu Gempa melanda Bantul, Yogya dan sekitarnya enam tahun lalu.
Selain merobohkan menara, hujan dan angin kencang petang tadi juga menerbangkan genteng-genteng sejumlah rumah serta merobohkan pepohonan.
"Saya dengar banyak rumah yang atapnya terbang. Pohon pohon jati di tanah milik Bagong katanya juga roboh, tetapi saya belum nengoki. Suasananya gelap dan masih gerimis," katanya.
Sebuah menara warnet setinggi 40 meter roboh menimpa sebuah rumah, sementara sejumlah rumah mengalami kerusakan ringan karena atapnya beterbangan.
"Suaranya kencang sekali. Rumah bergetar, saya kira gempa lagi," kata R Purwanto (68), pemilik rumah yang kejatuhan menara.
Menurut dia, sekitar pukul 19.00 tadi hujan deras turun disertai angin kencang dan petir.
"Kami baru pulang dari gereja terus makan bersama. Tiba tiba terdengar suara sangat keras dan listrik langsung padam. Rumah bergetar seperti gempa. Anak-anak ketakutan," kata Indarni (61), istri Purwanto.
Trauma akan gempa memang masih dirasakan warga Banyuripan ini. Sebab, rumahnya juga hancur waktu Gempa melanda Bantul, Yogya dan sekitarnya enam tahun lalu.
Selain merobohkan menara, hujan dan angin kencang petang tadi juga menerbangkan genteng-genteng sejumlah rumah serta merobohkan pepohonan.
"Saya dengar banyak rumah yang atapnya terbang. Pohon pohon jati di tanah milik Bagong katanya juga roboh, tetapi saya belum nengoki. Suasananya gelap dan masih gerimis," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar