Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Pada Blog Kami

Kamis, 07 Juni 2012

Anak Sekolah Diracuni, Afghansitan Tuding Pakistan Terlibat

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL---Intelijen Afghanistan menuduh mata-mata Pakistan terlibat dalam peracunan siswi sekolah di wilayah utara negara itu.


Sedikitnya 15 tersangka ditangkap dalam kaitan dengan kasus penyakit misterius itu, yang biasanya mengakibatkan korban tidak sadarkan diri. Peracunan itu menimpa puluhan anak sekolah di provinsi Takhar hampir setiap hari selama dua pekan terakhir.
"Badan intelijen, ISI, mendalangi serangan itu. Mereka berusaha menyabotase Konferensi Shanghai dan keberhasilan pendidikan Afghanistan," kata juru bicara Direktorat Keamanan Nasional Lutfullah Mashal.
Badan Intelijen Pakistan ISI dikecam kalangan luas di Afghanistan dengan tuduhan mengobarkan pemberontakan Taliban karena hubungan historis mereka dengan milisi garis keras itu, yang berkuasa di Afghanistan dari 1996 hingga 2001.
Baik Afghanistan maupun Pakistan menghadiri pertemuan puncak Organisasi Kerja Sama Shanghai pekan ini di Beijing sebagai pengamat.
Seorang guru dan tiga siswi termasuk diantara 15 orang yang ditangkap dalam kasus itu, dan mereka semua mengakui terlibat dalam peracunan tersebut, kata Mashal.
ISI membantah tuduhan Afghanistan itu sebagai "konyol dan tidak masuk akal".
"Ini upaya untuk mempertegang hubungan antara kedua negara. Pakistan ingin perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. Sebuah Afghanistan yang damai dan stabil merupakan kepentingan kami," kata seorang pejabat intelijen Pakistan kepada AFP.
Lebih dari 120 siswi dan tiga guru diracun pada Mei di provinsi Takhar, Afghanistan utara. Polisi mengatakan bahwa kelompok radikal yang menentang pendidikan bagi perempuan menggunakan bubuk beracun tak dikenal untuk mencemari udara di ruangan-ruangan kelas.
Para April, 150 siswi juga keracunan di provinsi Takhar setelah mereka meminum air yang dicemari.
Badan intelijen Afghanistan, Direktorat Keamanan Nasional (NDS), mengatakan, Taliban tampaknya berniat menutup sekolah-sekolah putri semacam itu menjelang penarikan pasukan tempur asing pada 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar